Jakarta, FORTUNE - Pemerintah tengah memastikan keamanan produk-produk ekspor Indonesia seperti udang dan cengkih yang sempat diduga terpapar radiasi Cesium-137 (Cs-137).
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menegaskan kontaminasi radioaktif yang ditemukan pada sebagian kecil produk udang asal Jawa Timur—yang sempat menjadi sorotan otoritas Amerika Serikat (AS)—masih berada jauh di bawah ambang batas berbahaya yang ditetapkan oleh lembaga internasional.
Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir Bapeten, Haendra Subekti, menjelaskan masyarakat tidak perlu panik selama kadar cemaran masih dalam batas aman.
“Kalau di bawah [batas berbahaya] yang ditentukan, sebenarnya tidak ada efek apa-apa. Tapi, memang, kalau disuruh milih antara makan yang ada cesium sama yang tidak ada cesium, pasti masyarakat pilih yang tidak ada. Itu wajar,” kata Haendra saat ditemui di Jakarta, Senin (14/10).
Menurut dia, temuan kadar cesium-137 pada udang yang diperiksa Food and Drug Administration (FDA) AS mencapai 68 becquerel (Bq) per kilogram, sedangkan hasil pemeriksaan BRIN terhadap produk yang sama menunjukkan angka yang bahkan lebih rendah.
Nilai tersebut masih sangat jauh di bawah batas aman yang ditetapkan oleh berbagai lembaga internasional: 1.000 Bq/kg menurut WHO, dan 1.200 Bq/kg menurut FDA.
“Jadi, angka 68 itu sebenarnya jauh di bawah batas yang bisa menimbulkan efek kesehatan,” kata Haendra.
Namun, pemerintah tetap melakukan langkah antisipatif dengan program sertifikasi bebas radiasi bagi produk-produk ekspor tertentu untuk memastikan keamanan dan transparansi di mata mitra dagang internasional.