NEWS

Menparekraf: Labuan Bajo Banjir Akibat Curah Hujan dan Lahan Tandus

Banyak proyek yang dianggap tak punya kajian matang.

Menparekraf: Labuan Bajo Banjir Akibat Curah Hujan dan Lahan TandusSandiaga sebut banjir di Labuan Bajo karena curah hujan dan lahan tandus, Senin (10/4). (Tangkapan layar)
10 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE –Banjir bandang melanda kawasan Labuan Bajo, Manggarai barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pekan lalu. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bahwa bencana ini diakibatkan oleh tingginya intensitas curah hujan dan banyaknya lahan tandus.

“Jadi harus kita selaraskan, dan harus kita hitung, serta analisa, apa saja yang bisa kita lakukan untuk bisa menghindari (bila terjadi) banjir bandang selanjutnya. Tentunya, biaya ini akan ada yang harus dianggarkan untuk pemulihan dan recovery,” ujar Menteri Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Senin (10/4).

Sebagai salah satu kawasan destinasi wisata super prioritas dan venue perhelatan KTT ASEAN bulan Mei mendatang, kesiapan destinasi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana harus diprioritaskan. “Kami langsung menginstruksikan pemerintah daerah dan BPPD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan penanganan, karena cuaca ekstrem ini akan terus berlanjut,” kata Sandiaga.

Pemerintah akan melakukan langkah mitigasi, prevensi, dan koreksi agar dampak bencana banjir bandang yang terjadi bisa segera diatasi, termasuk dilakukannya kajian intensif dan intervensi langsung. “Labuan Bajo tetap kondusif dan siap untuk menerima kepala negara ASEAN di bulan Mei 2023,” katanya.

Banjir Labuan Bajo

Zona C Kawasan Waterfornt City Labuan Bajo.
Zona C Kawasan Waterfornt City Labuan Bajo. (Dok. Kemenparekraf)

Sebelumnya, bencana banjir melanda sejumlah kawasan di Labuan Bajo, akibat hujan lebat yang mengguyur sejak Selasa malam (4/4). Adapun, wilayah yang terdampak banjir adalah Gang Pengadilan, Wae Mata, Sernaru, Kampung Air, Marombok, Gang Perikanan, Kaper dan Pasar Baru.

Menurut Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sumbawa, sedikitnya ada 829 jiwa dari 208 KK yang tinggal di 13 desa 5 kecamatan telah terdampak bencana tersebut. Bahkan, banjir bandang ini telah menghanyutkan 12 rumah dan 34 rumah lainnya terendam banjir.

Proyek tanpa kajian

Ilustrasi banjir.
Ilustrasi banjir. (Pixabay/Hermann Traub)

Related Topics