NEWS

WHO: Penyebaran Omicron Berada di Level yang Belum Pernah Terjadi

Penerapan booster vaksin harus lebih adil dan merata.

WHO: Penyebaran Omicron Berada di Level yang Belum Pernah TerjadiIlustrasi Covid-19. (Pixabay/ELG21)
15 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa varian virus Covid-19, Omicron, sudah menyebar pada tingkat yang tidak yang belum pernah terjadi. Selain itu, Omicron memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan jenis sebelumnya dan kemungkinan kini sudah tersebar ke sebagian besar negara dunia.

Berdasar catatan WHO, sekitar 77 negara sudah melaporkan kasus Omicron. Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah, merujuk pada negara yang memang belum terdeteksi.

“Omicron menyebar dengan kecepatan yang belum pernah kita lihat dengan varian sebelumnya,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kepala WHO, seperti dikutip Al Jazeera (14/10).

WHO sayangkan Omicron kerap diremehkan

Tedros menyayangkan beberapa pihak yang mengabaikan Omicron dan menyebutnya sebagai varian ringan. Ia menilai bahwa sikap meremehkan akan mendatangkan penyesalan dan kesulitan berbagai risiko yang ditimbulkan ke depan.

“Bahkan, jika Omicron memang menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, jumlah kasus yang banyak sekali, dapat membanjiri sistem kesehatan yang tidak siap,” kata Tedros.

Penemuan Omicron memicu kekhawatiran timbulknya lonjakan lain dalam infeksi global. Situasi ini membuat banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan menuju beberapa negara Afrika Selatan.

Keadilan pemerataan vaksin

Lebih lanjut, Tedros mengatakan bahwa munculnya Omicron telah mendorong beberapa negara untuk memulai program booster Covid-19 untuk seluruh populasi orang dewasa, meskipun kurang bukti untuk efektivitas booster terhadap strain Omicron. Namun, situasi ini rawan memunculkan ketidakadilan dalam pemerataan pemberian vaksin yang berakibat pada penimbunan vaksin.

Untuk itu, menurut Tedros, badan kesehatan PBB mendukung pemberian booster ini, asalkan distribusi suntikan diprioritaskan secara dilakukan secara adil. “WHO tidak menentang booster, kami menentang ketidakadilan. Perhatian utama kami adalah menyelamatkan nyawa, di mana saja. Ini sangat sederhana: Prioritas di setiap negara, dan secara global, harus melindungi yang paling tidak terlindungi, bukan yang paling terlindungi,” katanya.

Menurutnya, booster vaksin Covid-19 akan memainkan peran penting, terutama bagi individu yang berisiko tinggi terpapar Covid. Tedros mencatat 41 negara masih belum bisa memvaksinasi 10 persen dari populasinya, dan 98 negara belum mencapai 40 persen.

“Jika kita mengakhiri ketidakadilan, kita mengakhiri pandemi. Jika kita membiarkan ketidakadilan berlanjut, kita membiarkan pandemi berlanjut,” ucapnya.

Related Topics