Jakarta, FORTUNE– Gelombang aksi demonstrasi masyarakat marak terjadi di sejumlah daerah turut berdampak pada kegiatan operasional maupun keselamatan pengendara ojek online (ojol).
Selama periode unjuk rasa 28 Agustus hingga saat ini, setidaknya ada empat korban dari pihak driver ojek online, yakni dua korban meninggal Affan Kurniawan dan Rusdamdiansyah, serta dua korban luka yang masih menjalani perawatan yakni Aji Pratama dan Umar Amarudin.
Mengantisipasi risiko tersebut, Grab Indonesia merilis Grab Respon Cepat (Gercep), kanal darurat terpadu yang ditujukan untuk melindungi mitra pengemudi di tengah gelombang aksi penyampaian sikap di berbagai kota, sekaligus menjaga keberlangsungan layanan, stabilitas operasional, keamanan, kesehatan, maupun keberlangsungan penghasilan mitra pengemudi. Fitur ini bisa digunakan mulai Selasa (2/9).
Sebelumnya, Grab memiliki Incident Response Team (IRT) dan Satgas (Satuan Tugas) yang difokuskan untuk menangani respon keamanan bagi Mitra Pengemudi. Namun, dalam situasi khusus seperti saat ini, Grab GERCEP akan menjadi kanal tambahan agar penanganan darurat dapat segera ditangani dengan terstruktur, dan tidak tercampur dengan alur penanganan insiden keamanan sehari-hari.
Kanal ini dapat diakses melalui tiga pilar utama—saluran darurat khusus, HelpCenter tanggap darurat, serta layanan LiveChat prioritas—dirancang untuk memastikan penanganan insiden berjalan cepat, terstruktur, dan tidak mengganggu arus operasional harian.
Selain itu, Grab memberikan dukungan medis, konseling psikologis, yang mana semua biaya perawatan medis Mitra terdampak ditanggung penuh, termasuk biaya di luar asuransi/BPJS. Layanan konseling psikologis juga tersedia untuk membantu Mitra dan keluarga pulih dari trauma.Kemudian, kemudahan operasional saat demo mencakup mekanisme insentif yang lebih mudah meski terjadi banyak pembatalan order, pendampingan lapangan serta peringatan lokasi rawan via aplikasi.
Neneng Goenadi, CEO Grab Indonesia., mengatakan keselamatan serta kesejahteraan mitra menjadi prioritas utama perusahaan. Ia menegaskan, stabilitas operasional ini penting agar bisnis Grab tetap menjadi penggerak mobilitas masyarakat dan roda ekonomi sehari-hari.
“Melihat situasi krisis ini, kami menyiapkan pendampingan menyeluruh: bantuan hukum bila diperlukan, santunan, serta perlindungan lain, agar mitra benar-benar merasa dijaga, mendapat perlindungan nyata, dan tidak sendirian menghadapi masa sulit,” katanya dalam keterangan pers virtual, Minggu (31/8).
Selain respons cepat di lapangan, secara jangka panjang Grab terus memperkuat sistem perlindungan mitra melalui edukasi keamanan, kolaborasi dengan pihak berwenang, hingga evaluasi berkala untuk memperkuat ketahanan bisnis di tengah dinamika sosial dan ekonomi.