Jakarta, FORTUNE - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong badan usaha swasta pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mulai membangun kilang minyak di dalam negeri. Langkah ini dinilai penting menjaga ketersediaan stok bahan bakar minyak (BBM) dan mencegah terulangnya krisis pasokan seperti yang terjadi belakangan ini.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, mengatakan pembangunan kilang oleh badan usaha swasta dapat membantu mereka memproduksi BBM sendiri di Indonesia tanpa sepenuhnya bergantung pada impor.
“Tentunya kita dorong, karena ujungnya apabila bisa menciptakan produk yang punya nilai jual lebih baik dan sesuai aturan, industrinya sudah terbuka. Kami dorong agar swasta berinvestasi di sektor kilang,” kata Todotua dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/10).
Todotua menyatakan saat ini memang sudah ada beberapa kilang minyak swasta yang beroperasi di Indonesia, seperti di Jawa Timur dan Sumatra Selatan. Namun, jumlahnya masih sangat terbatas dan belum mampu memenuhi kebutuhan BBM nasional, terutama untuk jaringan SPBU non-Pertamina seperti Shell, BP-AKR, dan Vivo.
“Sepengetahuan saya, industri hilir sudah dibuka, tapi kalau untuk kilang itu masih masuk di midstream, meski memang sudah ada beberapa kilang swasta yang beroperasi,” ujarnya.
Menurut Todotua, kemandirian pasokan energi menjadi kunci agar SPBU swasta tidak kembali menghadapi kelangkaan stok seperti yang terjadi sejak akhir Agustus lalu.
BKPM menilai kelangkaan BBM di SPBU swasta terjadi akibat adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat dari BBM bersubsidi ke BBM nonsubsidi. Pergeseran ini membuat permintaan terhadap produk yang dijual SPBU swasta melonjak signifikan.
“Ini karena adanya shifting permintaan konsumen dari masyarakat yang selama ini menggunakan subsidi ke non-subsidi. Dampaknya, volume penjualan di SPBU swasta naik tajam,” kata Todotua.