Jakarta, FORTUNE - Perusahaan investasi raksasa Berkshire Hathaway, milik Warren Buffett, mencatat penurunan laba secara signifikan pada kuartal pertama 2025. Data itu dirilis hanya beberapa jam sebelum sang maestro investasi mengumumkan rencana pensiun dari jabatan CEO pada akhir tahun ini.
Pengumuman tersebut disampaikan Buffett, yang kini berusia 94 tahun, dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahunan Berkshire Hathaway yang digelar Sabtu, 4 Mei 2025, di Omaha, Nebraska. Sekitar 40 ribu orang memadati arena untuk mendengar langsung pidato tahunan dari sosok yang dijuluki "Oracle of Omaha" itu.
“Saya rasa waktunya telah tiba bagi Greg untuk menjadi CEO perusahaan pada akhir tahun,” kata Buffett, yang disambut oleh tepuk tangan panjang dari para hadirin. Sambil tersenyum, ia melontarkan candaan khasnya, “Antusiasme yang ditunjukkan oleh respons itu bisa diartikan dengan dua cara.”
Di atas panggung, Greg Abel — Wakil Ketua Berkshire yang telah lama disebut-sebut sebagai penerus — terlihat terkejut. Meski telah ditunjuk sebagai calon pengganti sejak empat tahun lalu, keputusan Buffett mundur tahun ini tetap tak terduga. Sebelumnya, hanya dua orang yang tahu rencana itu: anak-anak Buffett, Howard dan Susie.
Abel akan mengambil alih penuh kendali atas konglomerasi senilai ratusan miliar dolar tersebut, termasuk seluruh keputusan investasi dan pengawasan terhadap bisnis asuransi. Sebelumnya, ia sudah memimpin unit non-asuransi Berkshire selama bertahun-tahun.
Namun sorotan atas pergantian kepemimpinan ini muncul di tengah performa keuangan perusahaan yang goyah. Laba Berkshire anjlok menjadi US$4,6 miliar, turun jauh dari US$12,7 miliar tahun lalu. Penyebab utamanya adalah kerugian investasi dan klaim asuransi sebesar US$860 juta akibat kebakaran hutan besar di California Selatan.
Laba operasional pun melemah 14 persen menjadi US$9,6 miliar — berada di bawah ekspektasi analis FactSet yang memproyeksikan US$7.076,90 per saham Kelas A. Meski begitu, Buffett tetap menekankan bahwa investor sebaiknya fokus pada angka laba operasional. Menurutnya, fluktuasi nilai investasi bisa menyesatkan karena belum direalisasi secara tunai.
Kendati performa menurun, antusiasme terhadap Buffett tidak surut. Ribuan investor telah mengantre sejak pagi untuk mendengar pandangannya tentang pasar dan arah masa depan perusahaan. Namun, berita pensiunnya menggeser fokus dari laporan keuangan menjadi transisi sejarah dalam kepemimpinan Berkshire.