Jakarta, FORTUNE - Pagi ini, para pelaku pasar sempat dibuat khawatir ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menembus level Rp16.500. Bahkan, setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan kebijakan mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75 persen, rupiah sempat melemah lagi ke Rp16.520 per dolar AS pada pukul 15.00 WIB.
Namun, kekhawatiran ini segera diredam oleh pernyataan tegas Gubernur BI, Perry Warjiyo. Dia memastikan meskipun ada tekanan dari luar, kondisi nilai tukar rupiah masih terkendali.
Perry juga menekankan rupiah masih lebih stabil dibandingkan dengan mata uang negara berkembang lainnya berkat kebijakan stabilisasi yang terus dilakukan oleh sang otoritas moneter.
"Kami optimis rupiah akan kembali stabil. Bank Indonesia akan terus berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar, apalagi didukung oleh imbal hasil investasi yang menarik, inflasi yang terjaga rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan," kata Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/3).
Perry juga menjelaskan rupiah saat ini masih relatif stabil dibandingkan mata uang negara-negara yang menjadi mitra dagang utama Indonesia, dan bahkan lebih kuat dibandingkan mata uang negara maju selain dolar AS.
Untuk memperkuat rupiah, BI akan terus menggunakan berbagai "senjata" moneternya, termasuk instrumen seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sukuk Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Utang Valas Bank Indonesia (SUVBI). Langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi asing dan menjaga agar nilai tukar rupiah tetap stabil.