Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kebijakan Trump & Ancaman Resesi AS jadi Biang Kerok Pelemahan Rupiah

ilustrasi pelantikan donald trump (YouTube/@whitehouse)
Intinya sih...
  • Kebijakan Trump menjadi biang kerok pelemahan rupiah
  • Rupiah diprediksi masih tertekan hingga Rp16.500/US$
  • Nilai tukar rupiah jauh dari target pemerintah karena defisit APBN

Jakarta, FORTUNE - Nilai tukar rupiah di awal tahun 2025 dalam tren melemah hingga saat ini menyentuh level Rp16.400/US$. Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disinyalir menjadi ‘biang kerok’ atas pelemahan mata uang garuda ini.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memandang, kekhawatiran pasar tentang dampak tarif perdagangan serta pemangkasan belanja pemerintah oleh Presiden AS Donald Trump menjadi katalisator keluarnya investasi asing dari AS ke berbagai negara. Apalagi, ekonomi AS terancam melemah dan berpotensi resesi akibat berbagai kebijakan tersebut.

Kebijakan trump itu kemudian menaikkan probability recession yang ini menjadi sentimen negatif. Jadi dampaknya ke makro ekonomi Indonesia pasti ada. Secara historis inflow dan outflow itu banyak berpengaruh kepada stability dari rupiah,” kata Andry saat ditemui pada acara Buka Puasa Bank Mandiri dengan media di Jakarta, Kamis malam (13/3).

Rupiah diprediksi masih tertekan hingga Rp16.500/US$

Ilustrasi mata uang rupiah (bi.go.id)

Andry juga menyampaikan, nilai tukar rupiah pada beberapa bulan ke depan diprediksi masih akan tertekan hingga Rp16.500. Meski demikian, Andry menilai kondisi ini masih sangat wajar mengingat ramainya musim pembagian dividen hingga momen Ramadan yang mengetatkan likuiditas.

“Saya rasa sentiment seperti ini pasti pressure-nya ke nilai tukar rupiah. Jadi kedepannya memang ada di kisaran Rp16.300/US$ hingga Rp16.500/US$ hingga akhir tahun,” kata Andry.

Dengan kondisi tersebut, Andry menilai akan memengaruhi arah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang diprediksi masih akan turun 25 basis poin (bps) hingga akhir 2025. Seperti diketahui, pada awal 2025 saja BI telah menurunkan bunga acuan 25 bps yang kini berada di level 5,75 persen.

Nilai tukar rupiah jauh dari target Pemerintah

Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/8/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Selain faktor global, tak dapat dipungkiri bahwa faktor dalam negeri juga menjadi penyebab melemahnya nilai tukar rupiah salah satunya masih terjadinya defisit APBN di awal tahun 2025. 

Apalagi, kondisi nilai tukar saat ini sudah melampaui dari target awal Pemerintah dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang berada pada kisaran Rp16.100,00/US$ hingga Rp16.000,00/US$ di akhir 2025. Sedangkan, berdasarkan data pasar spot exchange, nilai tukar rupiah pagi hari ini (14/3) berada pada kisaran Rp16.413/US$  atau menguat 15 poin (0,09 persen) dibandingkan kemarin (13/3).

Seperti diketahui, dalam laporan APBN Kita, defisit APBN RI telah mencapai 0,13 persen atau sekitar Rp31,2 triliun di Februari 2025. Meski demikian, Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut defisit ini masih dalam batas yang didesain pemerintah, mengingat APBN 2025 dirancang dengan defisit Rp612,2 triliun atau 2,53 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us