NEWS

Asean Hadapi 3 Tantangan dalam Menjaga Ekonomi dan Perdagangan

Masih didominasi mitra eksternal.

Asean Hadapi 3 Tantangan dalam Menjaga Ekonomi dan PerdaganganKetua Umum KADIN INdonesia, Arsjad Rasjid. (dok. KADIN)
24 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan ASEAN masih menghadapi tiga tantangan, terutama dalam menjaga perekonomian dan perdagangannya.

Berdasarkan data dari Sekretariat ASEAN, perdagangan intra-ASEAN hanya menyumbang 23,5 persen dari total perdagangan kawasan pada 2019, sementara 76,5 persen sisanya adalah dengan mitra eksternal.

“Pertama, prevalensi hambatan non-tarif di wilayah ini semakin meningkat. Kedua, digitalisasi inisiatif ASEAN Single Window (ASW) masih perlu diperbaiki, dan ketiga adalah perlunya peningkatan mobilitas tenaga kerja terampil di wilayah ASEAN,” kata Arsjad dalam keterangannya, Jumat (24/3).

Demi menghilangkan hambatan tersebut, Arsjad mendorong pendekatan yang efektif mulai dengan menghapus hambatan non-tarif. Selanjutnya, investasi dalam teknologi mutakhir, sehingga koordinasi prosedur kepabeanan regional melalui ASW dapat dilakukan secara maksimal

Selain itu, Arsjad mendorong dilakukannya harmonisasi Mutual Recognition Agreements ASEAN demi menciptakan pasar tenaga kerja ASEAN yang terintegrasi.

Percepat transformasi kawasan

Arsjad yang juga Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) juga mengajak negara-negara ASEAN membangun komunitas ekonomi dengan pendekatan people to people dan business to business agar dapat mempercepat transformasi kawasan.

“Hal ini begitu penting inklusivitas dengan kata-kata "we cannot leave anybody behind", dan menambahkan bahwa kuncinya adalah inovasi dan bagaimana kita mampu menciptakannya,” ujarnya.

Dalam pertemuan ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat 2023 pada 20-22 Maret 2023 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah disepakati lima isu prioritas. Lima aspek ini tertuang dalam legacy projects ASEAN-BAC, yaitu Digital Lending Platform, ASEAN Net Zero Hub, Carbon Center of Excellence, ASEAN Business Entity, ASEAN One Shot Campaign, dan Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Product.

“Melalui legacy projects, kami juga berkomitmen untuk mengoptimalkan kawasan ASEAN dan mendukung tujuh Priority Economic Deliverables (PED). Salah satunya adalah pembentukan unit pendukung Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk menjadi wadah dalam melakukan aktivitas perekonomian dan perdagangan yang inklusif dan mampu mengakomodasi kepentingan bisnis termasuk melakukan fasilitasi transfer teknologi dan investasi di wilayah tersebut,” kata Arsjad.

Melalui pertemuan ini, Arsjad juga menyatakan bahwa inisiatif prioritas isu ASEAN-BAC telah didukung oleh seluruh menteri ekonomi di Kawasan ASEAN.

Meskipun begitu, pihaknya tetap membuka diri terhadap masukan dari para pelaku usaha di ASEAN. Ia menambahkan bahwa nantinya akan ada pertemuan para menteri pada bulan Mei untuk membahas hasil diskusi tersebut.

Dengan populasi 700 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen, ASEAN memiliki komunitas yang kuat di dunia. Oleh karena itu, "ASEAN-BAC berkomitmen untuk memajukan sentralitas ASEAN serta mempromosikan inklusivitas yang lebih besar dalam perdagangan di bawah kepemimpinan ASEAN–BAC Indonesia," ujar Arsjad.

Related Topics