NEWS

Kasus Covid-19 Turun, Pemerintah Waspadai Potensi Gelombang Ketiga

Tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia 95,19 persen.

Kasus Covid-19 Turun, Pemerintah Waspadai Potensi Gelombang KetigaDok. Kemenko Perekonomian
by
21 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan beberapa hal yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo terkait penanganan Covid-19. Hal ini menyangkut kehati-hatian terhadap masuknya varian baru virus corona, seperti varian Mu dan Lambda. Karena itu, pintu masuk udara, laut dan darat perlu diperketat.

“Dalam hal ini, kami libatkan seluruh stakeholder. Kita harus mengantisipasi betul mengenai kemungkinan adanya gelombang ketiga,” kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa, (21/9).

Arahan Presiden Jokowi lainnya, kata Airlangga, mengenai pelaksanaan 3T (testing, tracing dan treatment), Prokes 3M, dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi harus semakin diintensifkan. Ketiga, wilayah dengan pencapaian target vaksinasi rendah harus diberikan perhatian lebih dan juga untuk vaksinasi kepada lansia.

1. Kasus aktif nasional telah turun 86 persen

Berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) per 19 September 2021, kasus aktif nasional tercatat sebanyak 60.969 kasus. Angka itu turun 86,41 persen sejak awal PPKM Leveling 9 Agustus 2021 lalu.

Sejak 9 Agustus hingga 19 September, jumlah kasus aktif di luar Jawa-Bali terus menurun, dengan penurunan tertinggi terjadi di wilayah Maluku-Papua sebesar 87,71 persen, disusul Nusa Tenggara sebesar 86,75 persen, Kalimantan sebesar 81,48 persen, Sulawesi sebesar 81,13 persen, dan Sumatera sebesar 80,52 persen.

Tingkat Kesembuhan atau recovery rate (RR) secara nasional adalah 95,19 persen, lebih baik dari tingkat kesembuhan secara global yang tercatat sebesar 89,79 persen. Sementara kesembuhan di Jawa-Bali sebesar 95,69 persen dan luar Jawa-Bali sebesar 94,17 persen.

Sedangkan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) Nasional sebesar 3,35 persen, masih lebih tinggi dari CFR Global yang tercatat sebesar 2,05%, sementara CFR Jawa-Bali sebesar 3,49 persen dan Luar Jawa-Bali sebesar 3,07 persen.

2. Rencana terkait transisi dari pandemi menuju endemi

Di sisi lain, Airlangga juga memaparkan rencana Pemerintah supaya Indonesia dapat masuk masa transisi dari pandemi menjadi endemi. Dari sisi hulu yaitu dengan mengintensifkan vaksinasi pada bulan ini sampai Oktober 2021 menjadi sebanyak 2,5 juta suntikan per hari, mendisiplinkan 3M, mengakselerasi testing dan tracing, serta mengintensifkan screening PeduliLindungi, dan rumah masyarakat juga harus memiliki ventilasi yang baik.

Sebaliknya, di sisi hilir dilakukan peningkatan kapasitas Rumah Sakit, menyediakan tenaga kesehatan yang cukup, dan mengamankan ketersediaan oksigen dan obat-obatan.

“Untuk bisa masuk kondisi transisi dari pandemi ke endemi, maka prasyarat yang sudah harus dipenuhi yaitu Fatality Rate ± 2 persen setara rata-rata global, Kasus Aktif ≤100 ribu, Positivity Rate ≤5 persen , Kasus Baru ≤5,000, dan BOR ≤40 persen,” tutur Airlangga.

Related Topics