NEWS

PLN Lirik Teknologi Baru PLTB untuk Panen Listrik di Pantura Jawa

Potensi PLTB ketinggian 140 meter di Pantura capai 2 GW.

PLN Lirik Teknologi Baru PLTB untuk Panen Listrik di Pantura JawaDirektur Utama PLN Darmawan Prasodjo. (dok. PLN)
06 March 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan inovasi teknologi untuk pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan kian berkembang.

Dia mencontohkan pengembangan pembangkit tenaga angin atau bayu (PLTB) kini bisa dibangun dengan ketinggian hingga 140 meter.

Dengan teknologi anyar tersebut, perusahaanya dapat memanen angin untuk menggerakan turbin dan menghasilkan listrik lebih besar.

"Dulu pembangkit listrik tenaga bayu satu tiangnya hanya 70 meter. Hanya sekitar 7 Megawatt (MW). Sekarang, tingginya 140 meter. Kapasitasnya meningkat menjadi 2 kali lipat," ujarnya dalam Road to PLN Investment Day, Rabu (6/3).

"Artinya, potensi pembangkit listrik tenaga bayu, dengan teknologi lama, akan sulit diterapkan di Pantai Utara Jawa. Tapi dengan teknologi baru, bisa ditempatkan di Pantai Utara Jawa. Dulu kalau ketinggiannya 70 meter, maka (harus cari) spesifik lokasi dimana kecepatan anginnya yang sangat tinggi. Tetapi dengan teknologi baru ternyata (Pantura) menjadi koridor," imbuhnya.

Selain itu, teknologi baru juga bisa meningkatkan faktor kapasitas (capacity factor) PLTB menjadi lebih tinggi dan secara keekonomian lebih layak.

Dengan tinggi tiang 70 meter, misalnya, PLTB hanya dapat memanen angin dengan kecepatan 4,5 meter per detik dan capacity factor hanya 18 persen sampai dengan 19 persen. 

"Itu secara komersial mungkin tidak feasible. Tetapi begitu menggunakan teknologi baru, ketinggiannya sekitar 140 meter, kecepatan anginnya meningkat dari 4 meter per detik, menjadi 6,5 bahkan sampai 7 meter per detik di mana faktor kapasitasnya meningkat menjadi 30 sampai 32 persen," kata Darmawan.

Tarif listrik PLTB

Darmawan juga mengaku terkejut lantaran dengan teknologi baru, nilai tarif jual listrik untuk PLTB juga semakin murah.

"Dulu kami bangun pembangkit listrik tenaga bayu 11 sen per KwH. Dengan yang baru ini hanya sekitar 5,5-6 sen. Artinya dengan adanya inovasi maka cost of electric coming from renewable energy semakin turun," katanya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap adanya potensi tenaga angin hingga 2 GW di Pantai Utara Jawa.

Namun, potensi tersebut berada pada ketinggian 140 meter, sehingga membutuhkan teknologi baru.

"Bayu cukup besar, apalagi dengan penemuan baru-baru ini di sebelah utara dengan ketinggian sekitar 140 meter, potensi angin sangat besar. Belum lagi di selatan Sulawesi," ujarnya.

Kementerian ESDM sendiri tengah menyiapkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) baru yang akan lebih selaras dengan RUPTL.

Nantinya, dalam RUKN tersebut, akan ada tambahan pembangkit dengan kapasitas total 80 GW. 

Namun, dari total pembangkit tambahan tersebut, 75 persennya berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT), dan 25 persen lainnya berasal dari pembangkit berbasis pada gas.

Pembangkit EBT yang akan menjadi baseload berasal dari energi hidro dan geothermal.

Related Topics