NEWS

Suhu Bumi Capai Rekor Terpanas dalam Tiga Hari di Pekan Ini

Panas ekstrem kerek beban biaya perawatan US$1 miliar di AS.

Suhu Bumi Capai Rekor Terpanas dalam Tiga Hari di Pekan IniIlustrasi musim panas. (Pixabay/stux)
07 July 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakara, FORTUNE - Suhu global telah mencapai rekor terpanas selama tiga hari berturut-turut pekan ini. Menurut warta Bloomberg, temperatur rata-rata di seluruh dunia mencapai 17,23C (63F) pada Kamis (6/7), melebihi rekor yang dicapai pada Senin serta Selasa dan Rabu, menurut data National Centers for Environmental Prediction.

Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran atas dampak panas ekstrem dan laju perubahan iklim yang cepat. Apalagi, kenaikan suhu di musim panas ini telah membahayakan jutaan orang di seluruh dunia. 

Cina mengalami gelombang panas sekitar dua pekan lalu, dengan rekor temperatur tertinggi terjadi di Beijing. Kemudian, suhu ekstrem di India pada Juni lalu disinyalir sebagai penyebab kematian di beberapa wilayah termiskinnya. Sementara pekan lalu, puncak panas yang berbahaya melanda wilayah Texas dan Meksiko utara.

Cuaca ekstrem harusnya memberi lebih banyak tekanan pada para pemimpin global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam yang memerangkap panas di atmosfer.

Apalagi, efek perubahan iklim diperparah dengan datangnya El Niño pertama dalam hampir empat tahun. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB dalam laporannya Maret lalu bahkan menyebut dunia akan melebihi 1,5C pemanasan "dalam waktu dekat," dengan upaya tindakan iklim masih belum cukup.

Dampak ke biaya kesehatan

Panas ekstrem tidak hanya meningkatkan permintaan perusahaan listrik, tetapi juga merepotkan sistem perawatan kesehatan.

Sebuah laporan dari Center for American Progress memperkirakan biaya akibat panas ekstrem—yang tampaknya mulai menjadi rutin—telah menghasilkan rata-rata tambahan US$1 miliar untuk biaya terkait perawatan kesehatan di Amerika Serikat.

Sebagiannya berasal dari biaya ruang gawat darurat (IGD) tambahan serta penyakit lain yang berhubungan dengan panas. "Hari-hari musim panas yang terik selalu menimbulkan risiko komplikasi kesehatan, tetapi perubahan iklim menyebabkan peningkatan periode panas ekstrem yang berkepanjangan,” tulis laporan kelompok tersebut, seperti dikutip Fortune.com.  

Insiden penyakit terkait panas meningkat menyusul lebih banyak orang Amerika mengalami komplikasi kesehatan dan perlu mencari perawatan medis.

Related Topics