NEWS

Tokopedia Kedatangan 4,8 Juta Merchant Baru pada 2022

Penjualan mobil di Tokopedia laris.

Tokopedia Kedatangan 4,8 Juta Merchant Baru pada 2022CMO Tokopedia, Kevin Mintaraga, dalam acara Fortune Indonesia Summit 2023 di Jakarta, Rabu (15/3).
15 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Chief Marketing Officer (CMO) Tokopedia, Kevin Mintaraga, mengatakan e-commerce yang khas dengan warna hijau itu kedatangan 4,8 juta pedagang atau merchant baru selama 2022. Dengan penambahan tersebut, saat ini Tokopedia mencatat 12 juta pedagang di dalam platform.

"Jumlah pertumbuhan more and more customer dan nilai transaksi juga mengalami peningkatan," ujarnya dalam Fortune Indonesia Summit 2023, Rabu (15/3).

Kevin mengatakan salah satu pendorong pertumbuhan jumlah pedagang dan pengguna Tokopedia adalah tumbuhnya penjualan di media sosial. Di Facebook, misalnya, para pedagang melakukan promosi jor-joran dan menarik lebih banyak konsumen ke Tokopedia.

"Saat we allow our merchant untuk pasang katalog di platform Meta, kami bisa reach more customer. Kedua, kami gabungkan targeting market profile kami. Customer siapa yang pakai Meta, interest-nya apa. Jadi lebih akurat dan powerful untuk driving conversion lebih baik. Tentu hasilnya sangat menjanjikan," katanya.

Menurut Kevin, konsumen masih cenderung berbelanja secara online usai pandemi. Berdasarkan kajian yang dilakukan Tokopedia bersama Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), kemudahan berbelanja jadi salah satu alasan utama konsumen tetap bertahan.

"Setelah pandemi, tendensi buyer itu lebih dari 60 persen masih berencana untuk tetap membeli secara online. Tentunya ini adalah balancing. Karena mereka yang tadinya mungkin sebelum pandemi belum beli online jadi merasakan experience, oh ternyata online cukup efektif, efisien. Jadi, mereka memilih stay," tuturnya.

Meski demikian, ia mengakui bahwa usai pandemi ada konsumen yang kembali berbelanja offline karena ada sejumlah produk yang hanya perlu untuk dicoba secara langsung, untuk mengetahui warna, tekstur hingga aroma sebuah produk tersebut. "Jadi ini balik lagi tentang kebiasaan konsumen yang akhirnya mixed dan sangat tergantung dengan preferensi mereka," imbuhnya.

Di samping itu, ada pula tren berupa transaksi produk otomotif yang sebelumnya jarang ada di lokapasar. Tokopedia kini melihat barang-barang tersebut amat sering ditransaksikan di lokapasarnya. 

"Itu laku. Itu juga salah tren yang [kami] capture. Kami awalnya juga, 'oh kenapa kok beli mobil lewat e-commerce?' Ternyata da USP tersendiri yang membuat orang mau membeli dan bertransaksi di e-commerce. Saya tanya ke teman saya, karena jumlah pembayaran besar ketika bayar pakai kartu kredit bisa dapat poin besar. Ada juga yang untuk cari cicilan, insentif. Jadi ujungnya baliknya ke metode pembayaran maupun final price barang tersebut," katanya.

Related Topics