Jakarta, FORTUNE - Penurunan indeks harga konsumen (IHK) bahkan sampai menjadi deflasi pada September lalu tampaknya berdampak buruk pada kehidupan petani terutama di subsektor peternakan. Petani subsektor tersebut memiliki tingkat kesejahteraan paling rendah dibandingkan subsektor lainnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada September lalu terjadi deflasi sebesar 0,04 persen, turun dari tren inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,03 persen. Deflasi ini juga lebih rendah dari September 2020 sebesar 0,05 persen.
Menurut catatan BPS, deflasi ini utamanya disebabkan oleh penurunan harga komoditas makanan-minuman dan tembakau. BPS mencatat, deflasi komoditas itu mencapai 0,47 persen.
“Deflasi pada September sebesar 0,04 itu utamanya disebabkan oleh kelompok makanan minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,12 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono, Jumat (1/10).
Menurut Margo, terdapat tiga komoditas yang memberikan andil pada deflasi makanan-minuman tembakau, antara lain: telur ayam ras (andil 0,07 persen), cabai rawit (0,03 persen), dan bawang merah (0,03 persen).