Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
suj14J1FmFAv8qg52v3OsbyRHqXhceOVaK2vC9ZM.jpg
Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional Kanada, Maninder Sidhu di Ottawa, Kanada, Rabu (24/9). Pertemuan ini dilaksanakan di sela-sela kunjungan kerja mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto, menjelang penandatanganan perjanjian Indonesia-Canada CEPA. (Dok. Kemendag)

Intinya sih...

  • Indonesia dan Kanada sepakat mempercepat proses ratifikasi IC-CEPA.

  • Budi Santoso optimistis IC-CEPA akan memperkuat hubungan ekonomi Indonesia-Kanada dengan membuka peluang luas.

  • Kedua menteri sepakat membentuk tim implementasi IC-CEPA untuk mengidentifikasi peluang perdagangan dan proyek investasi prioritas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Indonesia dan Kanada sepakat mempercepat proses ratifikasi Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) guna segera merealisasikan manfaat perdagangan dan investasi kedua negara.

Adapun Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso dan Menteri Perdagangan Internasional Kanada, Maninder Sidhu, telah bertemu di di Ottawa, pada Rabu (24/9).

Budi, yang bertemu Menteri Perdagangan Internasional Kanada, Maninder Sidhu, di Ottawa (24/9), menegaskan IC-CEPA akan membuka peluang luas, mulai dari peningkatan akses pasar produk dan jasa Indonesia ke Kanada serta kawasan Amerika Utara, hingga masuknya investasi Kanada ke berbagai sektor strategis di Indonesia.

“Kami berharap proses ratifikasi bisa lebih cepat dari biasanya, yang memakan waktu hingga 10 bulan. Dengan begitu, implementasi IC-CEPA dapat berjalan efektif pertengahan tahun depan,” kata Budi dalam keterangan resminya, Jumat (26/9).

Sebagai tindak lanjut, kedua menteri sepakat membentuk tim implementasi IC-CEPA demi mengidentifikasi peluang perdagangan dan proyek investasi prioritas. Sosialisasi kepada kamar dagang di kedua negara juga akan digencarkan guna memastikan pemanfaatan maksimal atas perjanjian ini.

Menurut Budi, sektor infrastruktur, transportasi, dan telekomunikasi menjadi beberapa area yang terbuka lebar bagi investasi Kanada di Indonesia.

Di sisi lain, Budi juga menyoroti pentingnya peningkatan akses pasar bagi produk unggulan Indonesia, terutama dengan memperkuat harmonisasi standar keamanan pangan.

Ia mengakui Indonesia masih menghadapi tantangan dalam standar produk, namun pemerintah berkomitmen melakukan perbaikan untuk meningkatkan daya saing.

“Kami terus bekerja keras agar produk Indonesia memenuhi standar internasional. Dukungan Kanada juga penting untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai kebutuhan pasar mereka,” kata Budi.

Sidhu menegaskan komitmen Kanada dalam mendukung perjanjian ini. Ia menilai IC-CEPA akan memperluas keterlibatan komunitas bisnis, lembaga keuangan, serta dana pensiun Kanada di Indonesia.

“Banyak investor institusional kami melihat potensi besar untuk memperluas kerja sama di Indonesia. Kami percaya IC-CEPA akan membuka jalan bagi lebih banyak investasi, khususnya di sektor infrastruktur, dengan dukungan lembaga pembiayaan Export Development Canada (EDC),” kata Sidhu.

Pada periode Januari—Juli 2025, total perdagangan kedua negara mencapai US$2,72 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Kanada sebesar US$1,02 miliar dan impor Indonesia dari Kanada sebesar US$1,70 miliar.

Sementara itu, pada 2024, Kanada menempati mitra dagang tujuan ekspor terbesar ke-29 dan sumber impor terbesar ke-28 bagi Indonesia dengan total perdagangan mencapai US$3,58 miliar.

Nilai ini meningkat 48,7 persen dari US$2,40 miliar pada 2020 menjadi US$3,58 miliar pada 2024. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke Kanada mencapai US$1,44 miliar dan impor Indonesia dari Kanada US$2,14 miliar.

Ekspor utama Indonesia ke Kanada di antaranya adalah karet alam; bagian dan aksesori kendaraan bermotor; alas kaki; kakao; serta jersey, pullovers, dan kardigan.

Sementara itu, impor utama Indonesia dari Kanada, yaitu gandum dan meslin, pupuk mineral atau kimia, bubur kayu kimia, kedelai, dan emas.

.

Editorial Team