Jakarta, FORTUNE - Sebanyak 35 investor potensial asal Jepang mengadakan pertemuan dengan 10 pemilik proyek strategis dari Indonesia dalam sesi business matching pada forum bisnis yang berlangsung di World Expo 2025 Osaka, Senin (12/5). Forum ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan peluang investasi Indonesia, terutama di sektor-sektor prioritas yang tengah menjadi perhatian global. Pemerintah Indonesia menekankan komitmennya dalam mendorong investasi berkualitas, sejalan dengan strategi hilirisasi yang berkelanjutan.
"Indonesia tengah mendorong pembangunan industri berbasis sumber daya alam secara berkelanjutan dan peningkatan nilai tambah. Kami mengajak mitra strategis Jepang untuk ikut serta dalam transformasi ini, khususnya di sektor energi baru terbarukan, pengolahan mineral, dan kawasan industri hijau," ujar Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi dan Hilirisasi Imam Soejoedi melalui keterangan pers, Selasa (13/5).
Dukungan terhadap penguatan kerja sama ekonomi juga disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi. Ia menyebut forum tersebut sebagai wujud konkret kemitraan strategis antara kedua negara. "Terlebih Indonesia dan Jepang telah menjalin kemitraan strategis komprehensif, yaitu kemitraan yang mencerminkan pendalaman kerja sama di berbagai sektor, seperti ekonomi hijau dan hilirisasi industri," kata Heri.
Sebagai bentuk keseriusan, beberapa investor Jepang menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk mendukung pengembangan proyek-proyek hijau di Indonesia. Di antaranya, proyek pembangunan Bogor Tramway oleh Kishu Tetsudo Co., Ltd, serta proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Apung oleh TEPCO Renewable Power Inc, Morimitsu Industry Co., Ltd, dan ExBROAD Co., Ltd.
Langkah ini menandai minat yang meningkat dari investor Jepang terhadap sektor energi terbarukan dan infrastruktur hijau di Indonesia—dua bidang yang kini menjadi fokus pemerintah dalam transformasi ekonomi nasional.
Tak hanya itu, dalam forum tersebut, dibahas peluang kemitraan dagang serta perkembangan terbaru dalam tren pasar, khususnya terkait meningkatnya permintaan dari Jepang terhadap produk kayu berkualitas tinggi yang berasal dari sumber legal dan berkelanjutan.
Sepanjang 2024, Indonesia membukukan nilai ekspor produk kayu ke sejumlah negara utama seperti Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan, dan Malaysia, dengan total mencapai US$12,73 miliar. Produk panel kayu dan furnitur menjadi penyumbang terbesar dalam capaian tersebut.
"Indonesia telah membuktikan diri sebagai mitra dagang yang kredibel dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang menjamin produk kami legal dan berkelanjutan. Ini menjadi keunggulan kompetitif di pasar global, termasuk Jepang," jelas Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia Bambang Soepijanto, mengutip siaran pers bappenas.go.id (13/5).