Jakarta, FORTUNE – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau 2025 akan berlangsung secara bertahap mulai April hingga Juni, dengan kondisi bervariasi di berbagai wilayah Indonesia.
Proyeksi ini penting sebagai panduan bagi berbagai sektor dalam menghadapi potensi dampak kekeringan maupun peluang pertanian di tengah perubahan cuaca tahunan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, sejumlah wilayah, seperti bagian timur Lampung, pesisir utara Jawa bagian barat, pesisir Jawa Timur, serta sebagian wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan sudah memasuki musim kemarau sejak April.
Memasuki Mei, sebagian kecil wilayah Sumatera, sebagian besar Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, serta Papua bagian selatan akan mulai mengalami peralihan menuju musim kering.
Sementara pada Juni, wilayah musim kemarau diprediksi semakin luas, meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa bagian barat, Kalimantan selatan, serta sebagian Sulawesi dan Papua.
Menurut Dwikorita, musim kemarau 2025 secara umum diperkirakan akan terjadi pada waktu yang sama dengan rata-rata klimatologis (periode 1991–2020) di sekitar 30 persen zona musim (ZOM).
Namun, 29 persen ZOM kemungkinan mengalami keterlambatan, dan 22 persen ZOM akan memasuki musim kemarau lebih awal dari biasanya.
“Wilayah yang mengalami awal musim kemarau sesuai normalnya mencakup Sumatera, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, sebagian Maluku, dan sebagian Maluku Utara,” ujarnya.
Sementara itu, daerah, seperti Kalimantan Selatan, Bali, NTB, NTT, sebagian wilayah Sulawesi, Maluku Utara, dan Merauke berpotensi mengalami musim kemarau yang lebih lambat dari biasanya.
Dari sisi intensitas, musim kemarau 2025 diprediksi bersifat normal di sekitar 60 persen ZOM. Namun, 26 persen wilayah akan mengalami musim kemarau lebih basah, dan 14 persen lainnya lebih kering dari rata-rata historis.
Wilayah yang diperkirakan akan mengalami musim kering lebih parah, antara lain Sumatera bagian utara, Kalimantan Barat, Sulawesi tengah, Maluku Utara, dan Papua bagian selatan.