Jakarta, FORTUNE - Gelombang demonstrasi yang terjadi di sejumlah wilayah beberapa hari terakhir berdampak langsung pada operasional pusat perbelanjaan. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperkirakan tingkat kunjungan pusat perbelanjaan merosot hingga 50 persen.
Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja, mengatakan, mal sebagai fasilitas publik tetap berupaya memberikan layanan bagi masyarakat, tapi tetap mengutamakan faktor kenyamanan dan keamanan pengunjung. “Pusat perbelanjaan sebagai salah satu fasilitas publik akan tetap mengupayakan untuk dapat terus beroperasi melayani kebutuhan masyarakat, namun tentunya dengan tetap mengedepankan faktor kenyamanan serta terutama faktor keamanan pengunjung,” ujar Alphonzus, kepada Fortune Indonesia, Senin (1/9).
Ia menjelaskan, situasi di lapangan berbeda-beda, sehingga pengelola mal akan mengambil keputusan secara situasional. “Masing-masing pusat perbelanjaan dapat memutuskan untuk tetap beroperasi normal sepenuhnya ataupun menutup sementara operasionalnya, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat,” tambahnya.
Menurutnya, kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan memang sempat terganggu akibat aksi unjuk rasa. Meski demikian, ia tetap optimistis kondisi akan pulih dalam waktu dekat. “Kunjungan ke banyak pusat perbelanjaan tentunya juga akan terganggu, namun APPBI tetap optimis tingkat kunjungan akan segera pulih normal dalam waktu dekat,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa sampai saat ini lonjakan belanja, khususnya untuk kebutuhan pokok, masih terkendali. “Masyarakat tidak perlu khawatir karena segenap unsur sektor usaha ritel tetap berkomitmen melayani kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan pokok,” kata Alphonzus.
APPBI pun meminta pemerintah memberikan dukungan pengamanan agar mal dapat terus beroperasi dengan lancar. “Pusat perbelanjaan juga meminta kepada pemerintah untuk dapat memberikan dukungan pengamanan agar pusat perbelanjaan dapat tetap beroperasional melayani kebutuhan masyarakat, terutama atas keperluan bahan pokok,” kata Alphonzus.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Haryanto Pratantara, mengungkapkan adanya penurunan jumlah pengunjung saat demonstrasi berlangsung. “Dari segi jumlah pengunjung memang agak lebih menurun dibanding periode akhir minggu pada umumnya,” katanya.
Menurut Haryanto, sejumlah mal juga memperpendek jam operasional, mempertimbangkan kondisi keamanan di sekitar lokasi. “Di dekatnya ada bekas gedung terbakar yang masih harus dibersihkan,” ujarnya.
Meski demikian, ia memastikan tidak ada aksi penjarahan di pusat perbelanjaan dan keamanan pusat belanja terjaga. Hippindo juga berharap pemerintah dapat memberikan jaminan keamanan lebih lanjut agar masyarakat dan pelaku usaha merasa tenang untuk kembali beraktivitas. Menurut Haryanto, kepastian rasa aman turut menentukan kelancaran distribusi kebutuhan pokok, termasuk pangan, sehingga masyarakat tidak perlu panik terhadap potensi kelangkaan di pasar.