Jakarta, FORTUNE – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menggodok kebijakan kuota impor BBM 2026 untuk badan usaha pengelola SPBU swasta, termasuk Shell, BP, Vivo, dan ExxonMobil.
Dirjen Migas Laode Sulaeman menjelaskan bahwa keputusan final akan ditetapkan pada pekan depan setelah pemaparan opsi kebijakan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Pernyataannya merujuk pada permohonan impor 2026 yang telah diajukan SPBU swasta.
Laode menambahkan bahwa pihaknya telah menggelar rapat internal untuk membahas berbagai skema yang tengah dipertimbangkan. Salah satu opsi yang kini menguat adalah penambahan kuota impor sebesar 10 persen dari alokasi 2025.
Opsi ini menjadi sorotan karena realisasi kebijakan serupa pada 2025 tidak sepenuhnya menutup kebutuhan pasokan, yang menyebabkan Shell, BP, dan Vivo mengalami kehabisan kuota impor lebih cepat.
Pemerintah menargetkan keputusan final dapat memberikan ruang distribusi yang lebih stabil bagi badan usaha non-PSO sepanjang 2026.
