Jakarta, FORTUNE - Pemerintah mengungkapkan rencananya memangkas ekspor crude palm oil (CPO) demi mendukung implementasi program bahan bakar nabati B50 pada 2026.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan langkah ini merupakan strategi memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mengendalikan harga CPO dunia.
“Kami berangkat dari produksi CPO [Indonesia] 46 juta ton. Yang diproses dalam negeri 20 juta ton, sedangkan ekspor kita 26 juta ton. B50 membutuhkan CPO sebesar 5,3 juta ton,” ujar Amran dalam keterangan pers yang disiarkan lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (9/10).
Menurutnya, 5,3 juta ton CPO yang semula diekspor akan dialihkan untuk kebutuhan dalam negeri, khususnya sebagai bahan baku biodiesel pengganti solar. Dengan demikian, impor solar sebanyak 5,3 juta ton bisa dihentikan.
“Nah, ini green energy. Kita bisa menutupi kebutuhan dalam negeri, sekaligus menghemat devisa karena tidak perlu impor,” kata Amran.