Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IMG-20251212-WA0038.jpg
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab isu terkait keberlanjutan tarif Trump. (IDN Times/Triyan).

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah menempatkan ekonomi digital sebagai pilar baru pertumbuhan nasional di tengah ketidakpastian global. Nilai ekosistem ekonomi digital Indonesia saat ini telah melampaui US$90 miliar dan diproyeksikan meningkat tajam dalam beberapa tahun ke depan.

Sebagai bagian dari strategi mendorong ekonomi digital, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meluncurkan Program Pelatihan Gig Economy bagi Generasi Z serta AI Open Innovation Challenge. Inisiatif ini melibatkan kolaborasi lintas kementerian dan pemerintah daerah untuk memperkuat kapasitas talenta digital sekaligus mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.

Menko Airlangga menegaskan bahwa ekonomi digital kini menempati posisi strategis sebagai penggerak utama pertumbuhan. Ia menyebut sektor ini sebagai “mesin ketiga” setelah industri konvensional dan penguatan jaring pengaman sosial. Menurutnya, gig economy diperkirakan mampu tumbuh dua digit dan menjadi fondasi kedaulatan teknologi nasional melalui penguasaan talenta dan inovasi.

“Ekosistem ekonomi digital kita saat ini bernilai lebih dari US$90 miliar dan diproyeksikan melonjak hingga US$400 miliar pada tahun 2030. Di lingkup regional, melalui Digital Economic Framework Agreement (DEFA), pasar ASEAN diperkirakan meningkat dari US$1 triliun menjadi US$2 triliun pada periode yang sama. Indonesia harus mengambil peran dominan melalui pengembangan SDM Gen Z yang unggul,” ujar Menko Airlangga, dalam keterangan resmi (22/12).

Program Gig Economy disusun untuk memperkuat ekosistem digital secara menyeluruh, mulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan perlindungan hak kekayaan intelektual, hingga pengembangan industri semikonduktor. Pemerintah menargetkan pelaksanaan program ini di 15 kota di Indonesia, dengan Jakarta sebagai wilayah percontohan.

Dari sisi pembiayaan, pemerintah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus senilai Rp10 triliun bagi pelaku ekonomi kreatif dan gig economy. Skema ini menawarkan suku bunga 6 persen dengan plafon pembiayaan hingga Rp500 juta, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek digital. Pemerintah juga menyiapkan bentuk penghargaan berupa unit mobil listrik bagi peserta dengan inovasi terbaik sebagai dorongan terhadap pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.

Airlangga juga menekankan pentingnya penerapan pola kerja fleksibel seperti work from anywhere (WFA) guna menjaga produktivitas tanpa menambah tekanan pada infrastruktur perkotaan. Peran sektor swasta dan BUMN, termasuk Telkom, Jababeka, dan Emtek, dinilai strategis sebagai pendamping talenta muda dalam pengembangan pusat inovasi kecerdasan buatan di Tanah Air.

Pada kesempatan yang sama, Indonesia Artificial Intelligence Applications Association (IAIAA) menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan Program Pelatihan Gig Economy dan AI Open Innovation Challenge.

“Sebagai asosiasi nasional yang independen, IAIAA berkomitmen menjadi platform kolaboratif yang menjembatani pemerintah, industri, startup, institusi pendidikan, peneliti, dan pemangku kebijakan dalam pengembangan serta penerapan Artificial Intelligence di berbagai sektor,” ujar Ketua IAIAA, Aling.

Ia menambahkan, kontribusi IAIAA akan difokuskan pada peningkatan kapasitas talenta AI, penguatan kolaborasi lintas industri, pertukaran pengetahuan, serta mendorong penerapan AI yang bertanggung jawab, beretika, dan berorientasi pada manusia untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digital nasional.

Editorial Team