Pemerintah resmi memutuskan untuk menyetop impor beberapa pangan pokok strategis selama dua tahun, yakni pada 2025-2026. Hal ini sejalan dengan visi swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto pada 2027 mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa pangan pokok strategis yang disetop arus impornya adalah garam konsumsi, gula konsumsi, beras konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak. Keterangan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Terbatas Penetapan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2025 di Jakarta, Senin (9/12).
Selama periode peniadaan impor bahan pangan tersebut, pemerintah akan meningkatkan pangan di dalam negeri untuk produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan nasional.
"Jadi kita akan coba kerja keras selama dua tahun ini. Untuk industri pun kita juga akan produksi. Bisa kita insyaallah 2027, perintah presiden swasembada pangan, kita amankan,” ujar Zulkifli dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (10/12).
Swasembada pangan tersebut nantinya dilaksanakan pemerintah dengan upaya akselerasi produksi pangan dalam negeri. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo mengarahkan hingga level kecamatan agar bersama-sama mewujudkan swasembada pangan.
Harapan beliau, swasembada pangan yang menyeluruh. "Jadi maksudnya setiap daerah diminta untuk menyiapkan upaya itu. Mulai dari provinsi, kabupaten, kalau perlu sampai kecamatan, itu menyiapkan swasembada. Kita gotong royong," kata Arief dalam kesempatan yang sama.
Untuk mendukung swasembada pangan, Arief menyebut telah ada beberapa komoditas pangan pokok yang telah mampu dipenuhi pasokannya dari hasil produksi domestik.
“Daging ayam kita sudah sufficient. Telur juga sudah. Sufficient itu maksudnya sudah mampu dipenuhi dari petani kita. Bawang merah sudah dipenuhi betul. Beras insyaallah ini sudah terpenuhi. Gula konsumsi juga," ujar dia.