Jakarta, FORTUNE – Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 dengan alokasi Rp455,62 triliun diarahkan untuk mendorong pemulihan di berbagai sektor dengan mengedepankan keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi.
Selain itu, PEN 2022 dirancang fleksibel dan responsif terhadap dinamika yang terjadi dan disederhanakan menjadi tiga klaster, yaitu kesehatan, perlindungan sosial, dan penguatan pemulihan ekonomi.
“Guna mengakselerasi pemulihan sejak awal tahun 2022, pemerintah menjalankan kebijakan front loading melalui program-program PEN,” Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Senin (28/3).
Program kebijakan tersebut di antaranya melalui perpanjangan subsidi bunga KUR 3 persen, perpanjangan insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk jenis otomotif tertentu, perpanjangan insentif PPN DTP Perumahan, perluasan bantuan tunai PKL, warung dan nelayan (BT-PKLWN) di 212 kabupaten/kota prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem, serta percepatan penyaluran berbagai perlinsos seperti PKH, Kartu Sembako dan Kartu Prakerja.
Pada 2021, perekonomian Indonesia berhasil pulih dan tumbuh 3,69 persen di tengah gelombang kedua akibat varian Delta. Akselerasi pemulihan ekonomi pada 2022 terutama didorong oleh pandemi yang lebih terkendali dan cakupan vaksinasi yang jauh lebih tinggi.
Sektor riil telah menunjukkan prospek baik pada awal 2022 saat Indeks Keyakinan Konsumen berada pada level optimis 113,10 (Februari). Sementara itu, pertumbuhan impor bahan baku mencapai 29,98 persen dan barang modal 20,98 persen secara tahunan pada Februari, serta berlanjutnya Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur di level ekspansif 51,2 per Februari.
Selain vaksinasi dan disiplin pengendalian pandemi, akselerasi pemulihan ekonomi 2022 juga akan ditentukan oleh respons kebijakan ekonomi yang tepat.