Sushila Karki resmi dilantik sebagai perdana menteri sementara di Nepal pada Jumat (12/9). Ia menjadi perempuan pertama yang memimpin negara itu, menyusul gelombang protes yang menggulingkan pemerintahan KP Sharma Oli.
Proses pemilihan dilakukan dengan cara yang tidak biasa. Demonstran yang berasal dari kalangan muda anti-korupsi diketahui memakai platform Discord untuk mengadakan pemungutan suara kilat. Ada lebih dari 5 ribu anggota yang mendukung Karki sebagai pemimpin baru.
Penunjukan tokoh non-parlemen ini tercatat sebagai langkah yang belum pernah terjadi dalam sejarah Nepal. Namun, hal ini dianggap perlu diambil oleh sebagian besar masyarakat yang menuntut adanya wajah baru untuk memimpin negara dan membawa perubahan nyata.
Pelantikan Karki bukan hanya dipandang sebagai pengisi kekuasaan di negeri Himalaya tersebut, ia menjadi simbol perlawanan pada korupsi dan nepotisme. Adanya dukungan besar dari kalangan muda menunjukkan motivasi masyarakat yang kuat untuk reformasi politik di Nepal
Lebih lanjut, Nepal dijadwalkan akan menggelar pemilihan umum (pemilu) pada 5 Maret 2026 untuk menentukan perdana menteri definitif. Hingga saat itu tiba, Karki dipercaya untuk memegang kendali negara untuk sementera.
Rekam jejak yang mentereng dan aktif menyuarakan perlawanan pada korupsi membuat profil Sushila Karki dikenal sebagai sosok perempuan yang berani. Pelantikannya sebagai perdana menteri interim disambut positif yang menandai awal reformasi politik Nepal.