Sejalan dengan kepedulian terhadap budaya, Sarirasa juga menyadari pentingnya tanggung jawab terhadap lingkungan. Melalui program Sarirasa Tanamula, grup ini mengambil langkah-langkah konkrit untuk membangun rantai bisnis kuliner yang lebih berkelanjutan dan sadar lingkungan sejak 2019.
Sarirasa Tanamula, dengan manajemen limbah terintegrasi, telah berhasil mengelola 90% sampah dari seluruh operasional Sarirasa secara mandiri, terutama menangani tiga sumber sampah utama Kota Jakarta. Hanya 10% yang masih berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan ini Sebagian besar berasal dari limbah seragam karyawan. Saat ini, Sarirasa terus berupaya mencapai target zero waste, termasuk dengan aktif mencari mitra untuk mengolah limbah tekstil dari seragam tersebut.
Untuk mengatasi sampah makanan, mengingat Jakarta merupakan penyumbang sampah terbesar, Sarirasa Tanamula memanfaatkannya sebagai pakan untuk peternakan belatung Black Soldier Fly (BSF), Maggot. Di sana, sampah tersebut diolah menjadi pakan berprotein tinggi untuk maggot yang kemudian diolah menjadi pakan ayam petelur omega-3.
Sementara itu, sebagai pengganti plastik konvensional, semua gerai Sarirasa menggunakan kemasan biodegradable, termasuk kantong plastik berbahan dasar singkong dan bioplastik untuk pesanan yang bawa pulang, sehingga menghasilkan nol sampah plastik di tempat pembuangan akhir.
Pendekatan praktis dan sirkular restoran ini juga ditunjukkan melalui edukasi berkelanjutan kepada staf dan mitra tentang operasional ramah lingkungan, termasuk pemilahan dan daur ulang sampah. Sarirasa Tanamula secara kreatif menyulap sisa tusuk sate, yang biasanya dibuang setelah disajikan, menjadi produk-produk fungsional, termasuk tatakan gelas minuman, label meja, dekorasi meja, dan banyak lagi. Proses ini dilakukan melalui kolaborasi strategis dengan Boolet, sebuah gerakan yang didedikasikan untuk mengatasi krisis sampah Indonesia melalui pengembangan ekosistem ekonomi sirkular.
“Kami di Sarirasa Tanamula berupaya untuk mengelola sampah dengan benar agar tidak berakhir di landfill, sambil mencari cara untuk mengurangi jumlah sampah yang kami hasilkan. Kami terus bereksperimen, mencari mitra, dan berkolaborasi agar limbah yang ada bisa diolah kembali—bahkan mungkin dijual kembali sebagai produk bernilai. Harapannya, kami bisa mewujudkan zero waste secara bertahap dalam seluruh lini bisnis Sarirasa Group,” ujar Charles Philliipus Siregar, Direktur Sarirasa Tanamula.
Sarirasa percaya bahwa keberlanjutan tidak harus dimulai dari hal besar, melainkan dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dijalankan secara konsisten—di setiap dapur, meja, dan piring yang mereka layani. Atas upaya ini, pada Januari 2025 Sarirasa Group telah menerima penghargaan Green Achievement dari Greenhope, sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam membangun sistem bisnis kuliner yang lebih ramah lingkungan.