Jakarta, FORTUNE – Berkenaan dengan setahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Prasasti Center for Policy Studies merilis laporan evaluasi kinerja kabinet yang terangkum dalam empat pilar pembangunan nasional. Hasilnya, kinerja pemerintahan secara keseluruhan dinilai “cukup baik”, meskipun pilar ekonomi dan industrialisasi membutuhkan perbaikan.
Direktur Riset Prasasti, Gundy Cahyadi, menjelaskan kedua pilar yang memerlukan perbaikan itu merupakan fondasi utama pembangunan nasional dalam lima tahun ke depan.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan hingga 8 persen pada 2029 melalui sejumlah program, seperti penguatan food estate, pembangunan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK), serta optimalisasi pengelolaan BUMN melalui Dana Investasi Nasional (Danantara).
Namun, menurut Gundy, realisasi di lapangan belum sepenuhnya sejalan dengan ambisi tersebut.
“Kami melihat beberapa indikator ekonomi masih tertinggal dari target, baik dari sisi penerimaan negara, reformasi fiskal, hingga kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB,” kata dia dalam acara paparan kajian 1 tahun pemerintahan Prabowo Subianto, Senin (20/10).
Ia mengatakan rasio pajak terhadap PDB pada semester I-2025 justru sedikit menurun dan masih berada di bawah target 10,25 persen.
Di sisi lain, biaya logistik yang tinggi serta rantai pasok yang belum terintegrasi di antara wilayah-wilayah menjadi hambatan besar bagi industrialisasi nasional.
Kondisi infrastruktur dasar yang belum merata, terutama di daerah terpencil, juga memperlemah daya saing industri domestik.
“Distribusi barang masih tidak efisien, menyebabkan harga-harga di beberapa wilayah bergejolak. Hal ini menunjukkan infrastruktur dan sistem logistik kita masih harus diperkuat,” kata Gundy.
Prasasti menilai pemerintah perlu mempercepat penciptaan iklim investasi yang lebih baik serta memastikan sinkronisasi antara kebijakan fiskal dengan moneter. Gundy menekankan, insentif yang jelas dan kebijakan yang terarah akan menjadi kunci mempercepat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Setiap tahun kita harus terus menyoroti pentingnya penciptaan investasi yang lebih baik. Pemerintah perlu memastikan kebijakan fiskal dan moneter berjalan seiring agar perekonomian tumbuh stabil,” ujarnya.