Jakarta, FORTUNE - Hampir setengah dari populasi dunia adalah perempuan dan sebagian besar atau mendekati 70 persen masuk dalam kesehatan dunia dan berperan sebagai tenaga kerja perawatan sosial. Namun, kesenjangan dalam perawatan kesehatan perempuan masih ada, baik di Asia Pasifik maupun secara global.
Menjelang peringatan Hari Kartini yang jatuh di tanggal 21 April dan perayaan Hari Perempuan Internasional pada bulan Maret lalu, Royal Philips, pemimpin global dalam teknologi kesehatan, bersama dengan pemerintah dan organisasi di seluruh kawasan Asia Pasifik dan global, menandai kemajuan masyarakat dalam kesetaraan gender dan berupaya menyerukan lebih banyak kesadaran serta tindakan dalam memajukan kesehatan perempuan.
Temuan spesifik terkait gender dari survei Healthy Living in Asia menunjukkan bahwa meskipun perempuan di Asia lebih memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan daripada sebelum pandemi, kurangnya waktu untuk diri sendiri karena pekerjaan, keluarga, dan komitmen pribadi serta hambatan finansial menjadi tantangan utama yang mencegah mereka merawat kesehatannya dengan lebih baik.
Lebih dari 2.000 perempuan di Singapura, Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand, berpartisipasi dalam survei yang diprakarsai oleh Philips dan dilakukan oleh lembaga riset Kantar Profiles Network. Hasil survei ini menyoroti kesenjangan perawatan kesehatan gender yang ada di Asia dan menyerukan dukungan serta pemberdayaan perempuan yang lebih besar dalam memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri.