Jakarta, FORTUNE – Kesepakatan tarif impor untuk produk Indonesia ke Amerika Serikat menjadi 19 persen masih dibayangi intervensi lanjutan dari Presiden Donald Trump. Melalui platform Truth Social, Trump menyatakan kesepakatan ini mencakup komitmen pembelian produk energi senilai US$15miliar, produk pertanian US$4,5 miliar, dan 50 unit pesawat Boeing.
Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat memandang kondisi ini bakal membebani neraca dagang hingga devisa Indonesia.
“Impor dalam jumlah masif dari AS akan meningkatkan tekanan pada neraca pembayaran dan neraca perdagangan Indonesia. Pembelian energi US$15 miliar juga akan menambah beban devisa. Selain itu, pembelian produk pertanian dari AS juga berpotensi menekan sektor pertanian domestik, dari jagung hingga kedelai, karena kalah bersaing harga dan volume,” kata Achmad melalui keterangan tertulis kepada Fortune Indonesia (18/7).
Sementara itu, pembelian pesawat Boeing juga bisa meningkatkan utang maskapai nasional, atau menekan cashflow BUMN penerbangan yang selama ini terus disubsidi negara.