Jakarta, FORTUNE - Pemerintah Vietnam secara resmi akan melarang penggunaan sepeda motor berbahan bakar bensin di pusat kota mulai 2026. Kebijakan ini disebut-sebut menjadi langkah besar dalam upaya Vietnam menekan polusi udara dan mempercepat transisi menuju transportasi ramah lingkungan berbasis listrik.
Langkah pelarangan itu merupakan bagian dari strategi nasional Vietnam untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kualitas udara di kawasan perkotaan padat seperti Hanoi dan Ho Chi Minh City. Kedua kota tersebut selama ini menjadi pusat aktivitas sekaligus simbol mobilitas warga Vietnam yang sangat bergantung pada sepeda motor.
Namun, rencana ambisius itu juga menimbulkan pro dan kontra, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Industri otomotif Jepang, yang memiliki pangsa besar di pasar roda dua Vietnam, bahkan mengingatkan bahwa kebijakan tersebut dapat berdampak pada lapangan kerja dan perekonomian. Lantas, seperti apa dampaknya jika larangan ini benar-benar diterapkan?
