Wapres: Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia

Sebanyak 86,88 persen penduduk Indonesia beragama Islam.

Wapres: Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia
Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin. (dok. Setwapres)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Memiliki populasi penduduk beragama Islam yang mencapai 86,88 persen dari total 272,23 juta penduduk, membuat Indonesia berpeluang menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia pada 2024.

Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, menyampaikan bahwa indikator ekonomi syariah Indonesia terus membaik, menurut data State Global Islamic Economy (SGIE) Report 2020/2021. “Tahun 2020, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Itu meningkat dibanding tahun 2014, saat Indonesia di posisi ke-9,” ujarnya kepada Majalah Fortune Indonesia pada edisi April 2022.

Menurutnya, indikator seperti keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, industri fesyen muslim, obat-obatan halal, kosmetik halal, dan produk makanan halal, menempatkan Indonesia dalam 10 besar dunia. “Dua di antaranya masuk 5 besar dunia, yaitu sektor makanan dan minuman halal serta fashion muslim. Khusus sektor keuangan syariah, mengalami pertumbuhan lebih cepat dari keuangan konvensional,” katanya.

Upaya pemerintah tumbuhkan sektor keuangan syariah Indonesia

Ilustrasi Islamic Economy. (ShutterStock/imrankadir)

Pada sektor keuangan, Ma’ruf mengatakan bahwa pemerintah melakukan merger tiga bank syariah milik pemerintah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Kemudian, pemerintah juga memperbanyak pendirian Bank Wakaf Mikro (BWM), Baitul Maal wat-Tanwil (BMT), Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), dan koperasi syariah, termasuk dukungan pengembangannya.

Selain itu, berbagai instrumen keuangan syariah pun terus dikembangkan, sepertu surat berharga syariah (sukuk) hingga hadirnya sejumlah aplikasi dan kanal keuangan syariah secara digital di marketplace.

Ma’ruf menyampaikan, pemerintah juga intensif mendorong pengembangan Islamic social fund, berupa zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF). “Saya berharap, pada era kekinian, aset wakaf bisa berupa aset bergerak seperti saham, surat berharga, deposito syariah, bahkan dana yang disimpan di rekening wakaf. Aset pokoknya tidak berkurang, yang dibagikan adalah hasil pengembangannya,” ujarnya.

Peran pemerintah di sektor riil ekonomi syariah

Ilustrasi keuangan syariah. Shutterstock/kenary820

Di sektor rill, kata Ma’ruf, pemerintah terus berupaya mengembangkan rantai pasok produk halal. Di antaranya, dengan mendirikan berbagai Kawasan Industri Halal (KIH), yang diharapkan akan menciptakan ekosistem produk halal dalam satu kawasan.

Saat ini, ada tiga KIH yang memperoleh izin: Modern Cikande Industrial Estate di Serang, Banten; Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo, Jawa Timur; dan Bintan Inti Halal Hub, Bintan, Kepri.

“Akhir Januari lalu, saya melakukan pencanangan (kick off) Gerakan Nasional Sinergitas Indonesia Menuju Pusat Produsen Produk Halal Dunia 2024 melalui ekosistem Global Halal Hub. Ini gerakan yang melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders), kolaborasi pentahelix, antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, media, dan komunitas,” katanya.

Sektor yang berkontribusi pada kenaikan pangsa ekonomi syariah

Ilustrasi ekosistem syariah. (ShutterStock/P.Kasipat)

Ma’ruf menyatakan dalam lima tahun terakhir, kenaikan pangsa ekonomi syariah nasional didorong oleh kontribusi sejumlah sektor. Yang pertama adalah dorongan dari sektor pertanian, makanan halal, pariwisata ramah muslim dan fesyen muslim. “Peningkatan kontribusi ini didukung kebijakan pengembangan ekonomi syariah nasional yang semakin fokus,” katanya.

Berikutnya, menurut Ma’ruf adalah sektor industri keuangan syariah. OJK mencatat pertumbuhan total aset keuangan syariah sebesar 17,3 persen year-on-year dengan nilai lebih dari Rp1.900 triliun per September 2021. Lalu, penyaluran pembiayaan dari industri keuangan syariah juga tumbuh 6,18 persen year on year.

“Ketiga, sektor dana sosial syariah mampu berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. Penghimpunan zakat dan wakaf terus meningkat dengan didukung penggunaan platform digital,” ujarnya.

Masih banyak pandangan menarik lain yang disampaikan oleh Wapres Ma’ruf dalam perbicangannya dengan Fortune Indonesia. Untuk selengkapnya, Anda bisa mengikutinya di rubrik Conversation, Majalah Fortune Indonesia edisi April 2022.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M