BI Optimistis Bisnis Pesantren Akan Berkembang Pesat

Perlu holding bisnis pesantren dan riset ekonomi syariah.

BI Optimistis Bisnis Pesantren Akan Berkembang Pesat
Peternak memerah susu kambing etawa di kandang milik koperasi Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqo, Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (20/10). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng menyebutkan, selama dua tahun terakhir, Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) berkembang sangat pesat.  Hingga saat ini, ada 17 koordinator wilayah dan 320 pesantren di seluruh Indonesia. 

Menurutnya, Hebitren menunjukkan semangat persatuan dan kebersamaan yang tinggi dari berbagai pondok pesantren di Indonesia. Hal itu guna menjadikan pesantren sebagai salah satu garda terdepan bagi pemulihan ekonomi nasional. 

Pertumbuhan perekonomian syariah harus dimanfaatkan dengan baik oleh pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua dan menjadi salah satu ciri khas Indonesia. "Pesantren dapat menjadi sentra kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia karena pesantren berbasis komunitas dan tersebar di seluruh Indonesia," kata Sugeng dalam pembukaan Musyawarah Kerja Nasional Hebitren secara virtual, Senin (25/10).

Potensi Pesantren Bagi Pengembangan Ekonomi Syariah

Pesantren menduduki peran yang sangat penting dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah dan menjadi salah satu fokus Bank Indonesia saat ini. Selain itu, BI juga mendorong ekonomi dan keuangan syariah menjadi arus baru perekonomian nasional serta mendukung Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

Sektor usaha syariah dalam kondisi pandemi, kata Sugeng, menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan 8,2 persen year on year (yoy). Angka itu lebih tinggi dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021.

Beragam unit usaha pesantren juga telah menjadi tulang punggung kemandirian pesantren dan bagian penting dari ekosistem rantai nilai halal.

Holding Bisnis Pesantren Nasional

Oleh karena itu, Sugeng menyebut perlu kolaborasi kerja berjamaah, seperti holding bisnis pesantren nasional. Ia mengatakan, holding pesantren dalam bentuk himpunan ekonomi bisnis menjadi salah satu strategi penting bagi penguatan dan akselerasi pengembangan unit usaha pondok pesantren. Sugeng mengungkap, ada tiga pilar strategi yang diterapkan BI bagi pesantren.

Pertama, yakni pemberdayaan ekonomi syariah yang diterjemahkan melalui penciptaan ekosistem secara end-to-end melalui peningkatan kapasitas yang tidak hanya di pelaku usaha, tapi mencakup penguatan infrastruktur industri halal serta aspek kelembagaan pondok pesantren melalui Hebitren.

Kedua, yaitu terus mendorong pengembangan dan pendalaman pasar keuangan syariah.

"Ini sangat penting dilakukan bagaimana bisa tersedia berbagai instrumen keuangan komersial dan sosial berbasis syariah yang mendukung kegiatan ekonomi,” ujarnya.

Ketiga, yaitu penguatan riset, asesmen dan edukasi yang akan menjadi dasar penting mengembangkan perekonomian syariah serta edukasi. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan literasi ekonomi syariah masyarakat Indonesia yang saat ini masih cukup rendah. 

Aspek penting pengembangan pesantren

Sugeng menambahkan, terdapat aspek penting yang perlu mendapat perhatian untuk mengembangkan pesantren.Pertama, aspek penguatan kelembagaan yang terdiri dari penguatan tata kelola, profesionalisme, dan akuntabilitas.

”BI juga telah mengembangkan aplikasi sistem akuntansi Pesantren Indonesia yang disingkat Santri. Aplikasi yang dapat mempermudah pencatatan transaksi sehingga pada akhirnya dapat tercipta laporan keuangan yang terstandarisasi sesuai dengan pedoman yang berlaku,” kata dia.

Kedua, yaitu optimalisasi sumber daya regional dan digitalisasi melalui studi kelayakan, transfer of knowledge, teknologi digital dan sistem pembayaran. Adapun aspek ketiga, yakni sinergi dan kolaborasi dengan legislatif, pemerintah, pelaku usaha, media massa, asosiasi, dan masyarakat.

Dalam konferensi internasional The 7th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference & Call for Papers (IIMEFC), Selasa (26/10), Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, menyampaikan komitmen BI salah satunya diwujudkan melalui publikasi unggulan BI Journal of Islamic Monetary Economics and Finance (JIMF). 

Menurut Perty, dengan memperkuat riset ekonomi dan keuangan syariah akan turut berperan signifikan dalam mendorong ekonomi syariah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan kualitas jurnal secara signifikan.

"Selain itu, mengeksplorasi pengetahuan dan menginspirasi formulasi kebijakan, khususnya di bidang moneter, ekonomi dan keuangan Islam," katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Maret 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bahlil: Apple Belum Tindak Lanjuti Investasi di Indonesia
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi