Buka Forum Halal 20, Wapres Sampaikan 3 Poin Penting

Perlu sinergi nyata menggarap potensi pasar halal global.

Buka Forum Halal 20, Wapres Sampaikan 3 Poin Penting
Wapres Ma’ruf Amin Membuka Forum H20, Kamis (17/11)/Dok. Wapresri.go.id
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menegaskan potensi besar pasar halal global kian menarik bagi produsen serta pelaku perdagangan antarnegara. Mengacu pada State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022, konsumsi umat muslim dunia pada 2021 menembus US$2 triliun. Bahkan, pada 2025 diproyeksikan mencapai US$2,8 triliun.

Untuk memaksimalkan potensi pasar halal global Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Forum Halal 20 (H20). Perhelatan bertema “Global Halal Partnership For A Robust Sustainable Future” in berlangsung pada  17-19 November 2022 dan merupakan bagian dari gelaran Presidensi G20. 

Forum Halal 20 diikuti oleh 279 peserta yang berasal dari 44 negara terlibat dalam forum perdana ini. Mereka terdiri dari duta besar negara sahabat, perwakilan 105 Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN), praktisi, ilmuwan, serta pemerhati jaminan produk halal. Menag  menambahkan,  H20 sekaligus menjadi tonggak sejarah jaminan produk halal di Indonesia. 

Indonesia pun terus berkomitmen mengembangkan dan memperkuat kerja sama pasar halal global, baik dengan negara-negara anggota G20, maupun negara-negara tujuan ekspor Indonesia lainnya.

Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas berharap perhelatan Forum H20 dapat menjadi momentum pembangunan kemitraan halal global. “Forum H20 ini menjadi momentum yang tepat untuk membangun kemitraan halal global. Kita menyadari, kemitraan dan kerja sama merupakan hal penting dalam membangun ekosistem halal global  yang berkelanjutan,” kata Menag Yaqut dalam keterangannya, dikutip Jumat (18/11).

Meskipun demikian, Wapres Ma’ruf mengatakan salah satu penghambat berkembangnya industri halal adalah standarisasi halal setiap negara yang kadang berbeda-beda. Sejatinya, setiap negara seharusnya memberikan pengakuan dan kepercayaan terhadap sertifikasi halal sebuah produk dari suatu negara, terutama negara Islam.

"Supaya perdagangan halal kita tidak terkendala oleh kendala sertifikat yang kemudian oleh satu negara misalnya tidak bisa diterima, itu menjadi hambatan," kata Maruf Amin.

Dalam mengakselerasi pertumbuhan Industri halal dunia diperlukan sebuah standar halal yang sama di setiap negara yang memiliki industri halal. Selain itu, kerja sama internasional terkait jaminan produk halal kini adalah sebuah keniscayaan.  Menurut Wapres, saling pengakuan dan keberterimaan jaminan produk halal menjadi suatu kebutuhan. Untuk itu, dia menegaskan 3 poin penting dalam forum Halal 20.

1. Komitmen berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi

Pertama, H20 harus dioptimalkan untuk mendukung kesuksesan Presidensi G20 Indonesia.

“Saya mendorong BPJPH dan para perwakilan lembaga halal luar negeri untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi terkini dalam penyelenggaraan jaminan produk halal,” ujar Wapres dalam sambutan yang disiarkan, melalui kanal YouTube Wakil Presiden RI, Kamis (17/11).

2. Pengakuan sertifikat halal

Kedua, Wapres menekankan, kerja sama saling pengakuan dan saling keberterimaan sertifikat halal perlu ditindaklanjuti serta ditambah cakupannya. Menurutnya, dengan maraknya pemanfaatan teknologi digital seperti e-commerce, ruang perdagangan produk halal semakin terbuka, ditambah lagi dengan potensi penguatan kerja sama pasar halal global.

Untuk itu, Wapres mengapresiasi kerja sama BPJPH dengan pemerintah Lembaga Sertifikasi Halal seperti SFDA Saudi, HAK Turkiye, JAKIM Malaysia, INSO Iran, MUIS Singapura, MUIB Brunei, dan EMSA UEA.

“Ini adalah langkah awal yang sangat baik menuju jaminan produk halal secara holistik dan berkelanjutan. Saya harap kerja sama serupa semakin terjalin di banyak negara,” kata Wapres optimistis.

3. Perluasan kerja sama jaminan produk halal antarnegara

Selanjutnya, poin ketiga yang Wapres tekankan, yaitu kerja sama pengembangan jaminan produk halal antarnegara agar terus diperluas. Jaminan produk halal, tidak hanya soal sertifikasi, tetapi juga soal teknologi, sumber daya manusia atau SDM, dan sarana prasarana.

“Untuk memastikan terwujudnya produk halal unggul, inovatif, dan berdaya saing, kerja sama pengembangan teknologi harus diperkuat, baik antarlembaga, maupun antarnegara,” katanya, menegaslan. 

Wapres juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dan berkolaborasi dengan baik pada penyelenggaraan H20. Ia berharap, forum ini menjadi media bertukar pengetahuan, sarana diskusi yang produktif, serta menghasilkan berbagai kesepakatan, kerja sama, dan program yang konkret, baik dalam penyelenggaraan jaminan halal antarnegara anggota G20 maupun negara lainnya.

“Kegiatan ini sepatutnya juga menjadi momentum untuk mewujudkan kemitraan halal global demi masa depan yang berkelanjutan,” kata Wapres. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Rupiah Tertekan ke Rp16.217 per US$ Usai Data PDB AA Dirilis
Peluang Rebound IHSG Terbuka, Didukung Kebijakan Suku Bunga