Ekonomi Syariah Bisa Jadi Sumber Pertumbuhan Baru

Menunggu integrasi perbankan syariah dan industri halal.

Ekonomi Syariah Bisa Jadi Sumber Pertumbuhan Baru
Ilustrasi Islamic Economy. (ShutterStock/imrankadir)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Prijono mengungkapkan, ada tiga dimensi aktivitas ekonomi syariah dan faktor-faktor kunci yang menjadi pendorong ekonomi syariah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi syariah juga ditopang konsumsi produk halal, khususnya makanan dan minuman halal (halal food and beverage) yang diminati masyarakat.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga mengungkapkan indikator bahwa bank syariah tumbuh positif di atas bank konvensional. Meskipun demikian, perbankan syariah dengan industri halal dinilai belum terkoneksi dengan baik. 

Tiga dimensi aktivitas ekonomi syariah dan nilai syariah

Ada tiga dimensi aktivitas ekonomi syariah. Pertama, dimensi produk yang dihasilkan. Kedua, dimensi sumber pembiayaan. Ketiga, dimensi business conduct.

“Ketiga dimensi terkait konsep green economy seperti ramah lingkungan, keberlangsungan, dan inklusif,” ujar Prijono saat webinar Perkembangan Industri Halal dan Peran Perbankan Syariah, Kamis (9/12).

Ketiga dimensi aktivitas ekonomi syariah dan juga green economy mengandung nilai keadilan, mashalatan, dan harmonisasi. Prijono melanjutkan, nilai syariah ada empat, "yakni kepemilikan, keadilan, kebaikan, dan keseimbangan," ujarnya.

Lima kunci ekonomi syariah

Menurut Prijono, cakupan aktivitas ekonomi syariah diperlukan kerja sama antarpemangku kepentingan. Dia mengungkapkan, lima kunci ekonomi syariah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Pertama, dukungan pemerintah. Kedua, dicanangkan sebagai program nasional. Ketiga, badan khusus koordinasi lintas otoritas.

Keempat, fokus memanfaatkan keunggulan kompetitif suatu negara. Kelima, strategi nasional mencakup reformasi struktural pemerintah maupun paradigma masyarakat.

"Empat faktor utama pendorong ekonomi syariah global yakni pertumbuhan penduduk muda muslim tertinggi, pertumbuhan ekonomi syariah yang tinggi dan cepat, negara ONC memfokuskan pengembangan pasar produk halal, dan nilai etika Islam yang mendasari praktik bisnis dan lifestyle," ucapnya.

Dia mencontohkan, Tiongkok mulai menjadi eksportir baju Muslim ke Timur Tengah. Kemudian Inggris menjadikan London sebagai pusat keuangan syariah di Barat.

Korea memiliki visi menjadi destinasi utama pariwisata halal. Jepang menjadikan industri halal sebagai kunci pada 2020.

Thailand memiliki visi menjadi dapur halal dunia. Arab Saudi, pusat Islam dunia. Brasil jadi pemasok daging unggas halal terbesar ke Timur Tengah.

Malaysia memiliki visi pusat industri dan keuangan syariah pada 2020. Australia, pemasok daging sapi halal terbesar ke Timur Tengah.

"Indonesia memiliki visi pusat ekonomi keuangan syariah dunia," ucapnya.

Tren produk halal jadi pendorong

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia tidak perlu diragukan. Hal ini karena Indonesia memiliki populasi penduduk Muslim terbesar di dunia.

"Saat ini diperkirakan penduduk muslim Indonesia sekitar 229 juta dan ini merupakan persentase terbesar, yakni 87,2 persen dari total penduduk," ucapnya.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi syariah juga ditopang beberapa faktor, salah satunya makanan dan minuman halal (halal food and beverage) yang kian diminati masyarakat.

"Di tengah pandemi, tren untuk produk halal terutama makanan dan minuman halal juga sangat diminati. Karena masyarakat menilai dengan proses sertifikasi halal, makanan halal memang lebih higienis dibandingkan dengan yang tidak disertifikasi. Ini merupakan satu peluang buat kita yang ada di Indonesia,” ujar Hery saat webinar Perkembangan Industri Halal dan Peran Perbankan Syariah, Kamis (9/12).

Menurut Hery, seluruh pihak yang terlibat di dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah perlu bersinergi satu sama lain. Adapun sinergi yang paling mudah yakni antara sektor keuangan syariah dengan sektor riil syariah atau industri halal.

"Kondisi yang terjadi saat ini merupakan kurang terkoneksinya antara sektor keuangan syariah tersebut dengan industri halal," ucapnya.

Sektor keuangan syariah harus jadi penggerak

Hery menyebut sektor keuangan syariah, khususnya industri perbankan syariah sudah sepatutnya menjadi roda penggerak dan pendukung utama dari tumbuhnya sektor industri halal. Terlebih, industri perbankan syariah masih menunjukkan kinerja yang sangat baik di tengah pandemi dengan pertumbuhan dua digit.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk mencatat pembiayaan perbankan syariah nasional tumbuh 12,24 persen pada September 2021. Dari sisi pendanaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah tumbuh 9,42 persen pada September 2021. 

Hery juga menyampaikan, industri perbankan syariah membukukan pertumbuhan lebih pesat dibandingkan perbankan konvensional.

“Selama pandemi ini kita melihat pertumbuhan perbankan syariah ini melebihi dari industri dan tentunya tumbuh di atas perbankan konvensional,” ujarnya saat Webinar Perkembangan Industri Halal dan Peran Perbankan Syariah, Kamis (9/12).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kredit perbankan nasional hanya tumbuh 2,21 persen pada September 2021. Kemudian DPK perbankan nasional sebesar 7,69 persen secara tahunan.

Hery menilai kinerja perbankan syariah dapat berkontribusi lebih besar terhadap perkembangan industri halal nasional. Hal ini diperlukan untuk memaksimalkan potensi industri halal yang masih besar.

“Menurut laporan the State of The Global Islamic Economy (nilai ekonomi halal nasional) tahun 2020-2021 sekitar Rp2.937 triliun. Tentunya ini angka yang cukup besar di luar sektor keuangan syariah,” ujarnya.

Perbankan syariah dengan industri halal belum terkoneksi dengan baik

Kendati demikian, Hery menyadari saat ini perbankan syariah dengan industri halal belum terkoneksi dengan baik. Hal ini menjadi salah satu tantangan utama pertumbuhan industri halal dalam negeri.

"Sektor keuangan syariah, khususnya industri perbankan syariah, sudah sepatutnya menjadi roda penggerak dan pendukung penggerak industri halal," katanya. 

Menurut dia, seluruh pihak yang terlibat di dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah perlu bersinergi satu sama lain. Adapun sinergi yang paling mudah, yakni antara sektor keuangan syariah dengan sektor riil syariah atau industri halal.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI