Jakarta, FORTUNE - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong akselerasi industri halal. Menurutnya, potensi industri halal sangat besar sehingga harus dimanfaatkan.
Berdasarkan data Kemenperin, Indonesia merupakan rumah bagi umat muslim terbesar di dunia dengan populasi sebesar 229,6 juta pada 2020. Lalu pengeluaran umat Muslim tersebut untuk produk dan layanan halal mencapai US$184 miliar pada 2020 atau sekitar Rp2,8 triliun (kurs Rp15.303 per dolar AS) di tahun yang sama.
Jumlah ini diproyeksikan meningkat sebesar 14,96 persen atau US$281,6 miliar pada 2025. Dengan potensi pasar yang sangat besar tersebut, negara-negara lain menjadikan Indonesia sebagai target utama pasar produk halal mereka.
“Sehingga sekarang saatnya pelaku industri halal nasional untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global, tidak lagi sekadar menjadi target pasar produk halal,” kata Menperin Agus saat Kick-off IHYA 2022 di Jakarta, dikutip Senin (3/10).
Bersiap menghadapi persaingan di pasar global
Menperin melanjutkan, pihaknya beberapa hari lalu menghadiri pertemuan G20 dan bertemu perwakilan EU (Uni Eropa) untuk membahas industri halal global.
“Sangat jelas ada kepentingan produk halal dari EU. Beberapa kali Vice President EU angkat tentang sertifikasi produk halal dari mereka dipermudah (masuk Indonesia). Ini kita harus hati-hati," ujar Agus.
Dirinya khawatir, Indonesia tidak siap bila banyak produk dari luar membanjiri pasar domestik dengan membawa nama produk halal.
"Itu kenapa Kemenperin serius mendorong dan mengawal industri agar kita bisa siap produksi berbasis halal," katanya, menegaskan.
Agus menyebutkan, lembaga DinarStandard dalam laporannya memperkirakan, total pengeluaran umat Muslim global pada 2022 akan terus menguat, bahkan tumbuh 9,1 persen. Pertumbuhan itu diperkirakan berasal dari enam sektor riil ekonomi syariah, yaitu sektor makanan dan minuman halal, fesyen, kosmetika, farmasi, media, rekreasi, serta pariwisata.
IHYA untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah
Untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah, khususnya industri halal, Kemenperin menggelar Industri Halal Industry Award (IHYA) 2022.
“Melalui penyelenggaraan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2022. Harapannya, IHYA dapat menjadi brand untuk kemajuan sektor industri halal Indonesia, sekaligus menjadi representasi Visi Indonesia sebagai pusat produsen halal terkemuka di dunia,” ujar Agus
Kemenperin juga menaruh harapan agar IHYA dapat menjadi pendorong bagi para pelaku industri halal untuk meningkatkan kontribusi bagi kemajuan industri halal nasional.
Rencananya, IHYA akan digelar pada 9 Desember 2022 . Tahun ini merupakan kedua kalinya kegiatan tersebut diadakan. "Tahun lalu berjalan baik dan diikuti 150 produk halal. Saya minta tahun ini paling sedikit 250 produk akan berpartisipasi di IHYA," kata Menperin.
Untuk diketahui, laporan State of The Global Islamic Economy Report (SGIE Report) 2020-2021 mencatat, tahun 2021 Indonesia konsisten berada di posisi ke-4, sama halnya dengan tahun 2020. Selain sektor keuangan dan perbankan yang sudah berkembang, potensi industri syariah Indonesia juga menjanjikan, antara lainnya industri makanan dan minuman, fesyen, kosmetik dan farmasi, media, rumah sakit, perhotelan, pariwisata, dan sebagainya.