BTN Pertimbangkan Dua Opsi Pemisahan Unit Syariah

BTN belum niat bentuk anak usaha baru pasca pemisahan UUS.

BTN Pertimbangkan Dua Opsi Pemisahan Unit Syariah
Ilustrasi Kantor Cabang BTN/ Dok BTN
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Haru Koesmahargyo menyatakan, saat ini pihaknya masih mempertimbangkan dua opsi dalam pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang (UU) Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Sebab, aturan tersebut menyatakan bahwa UUS di Bank Konvensional wajib memisahkan diri atau Spin-off paling lambat di 2023.

Kedua opsi tersebut, lanjut Haru, ialah melalui pendirian bank syariah baru atau penyerahan aset ke bank syariah yang sudah ada. Seperti diketahui bersama, saat ini Pemerintah terus mendorong adanya merger atau penggabungan UUS BTN ke Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Tentu kami mencapai opsi yang terbaik yang memungkinkanlah. Apabila nanti pilihannya itu adalah penyerahan kepada bank syariah yang sudah ada, tentu hasil penjualannya diperhitungkan dengan liabilitas yang kita serahkan,” jelas Haru melalui konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis (15/9).

BTN belum berniat bentuk anak usaha baru pasca pemisahan UUS

Ilustrasi BTN/Shutterstock Antonius Sulistyo

Haru menambahkan, penyerahan atau penjualan aset UUS BTN ke BSI nantinya akan dihitung sesuai dengan keadaan likuiditas induk. Bila ada kelebihan dana dari penjualan aset, maka dana akan diarahkan untuk ekspansi kredit induk. Dengan demikian, pihaknya masih belum merencanakan untuk pembentukan anak usaha baru pasca pelepasan UUS BTN.

Haru juga mengungkapkan, aset UUS BTN hingga semester I-2022 berhasil tumbuh 13,78 persen (yoy) menjadi Rp40,35 triliun. Nilai tersebut terus naik bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp35,46 triliun.

UUS BTN masih bukukan laba Rp190,9 miliar

Ilustrasi Akad KPR/ Dok. BTN

Sejalan dengan pertumbuhan bisnis konvensional, laba bersih UUS BTN (BTN Syariah) tercatat mampu tumbuh kuat 118,06 persen (yoy) dari Rp87,54 miliar pada semester I-2021 menjadi Rp190,9 miliar pada semester I-2022

Capaian positif BTN Syariah tersebut, kata Haru, didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada semester I-2022, pembiayaan syariah tercatat tumbuh 8,86 persen (yoy) menjadi Rp29,24 triliun dibandingkan akhir semester I-2021 sebesar Rp26,86 triliun.

Sementara itu, untuk total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun BTN Syariah mencapai Rp30,49 triliun tumbuh 13,37 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp26,89 triliun.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M