Peningkatan Literasi Keuangan Syariah Masih jadi Tugas Rumah Industri

Literasi di agen asuransi juga masih rendah.

Peningkatan Literasi Keuangan Syariah Masih jadi Tugas Rumah Industri
Ilustrasi keuangan syariah. Shutterstock/kenary820
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Peningkatan literasi keuangan syariah di Indonesia masih menjadi tugas rumah seluruh industri keuangan termasuk perbankan, asuransi hingga pasar modal. Padahal, sekitar 87 persen dari populasi penduduk Indonesia merupakan muslim.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi pada acara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2022 di The Tribrata, Jakarta, Kamis (29/9). Menurutnya, peningkatan literasi harus dimulai dari ekosistem syariah.

“Ekosistem itu ada dua, pertama ekosistem keuangannya, tidak hanya bank, ada pasar modal, insurance dan aset lainnya karena ini satu kesatuan. Di sisi lain ialah sektor rill sangat falid, tentunya perusahan  korporasi yang saat ini di industri halal harus siap menangkap peluang,” kata Hery.

Hery juga mengungkapkan, saat ini potensi value chain dari industri halal nasional cukup tinggi di lebih dari Rp4.300 triliun. Oleh sebab itu, seluruh pelaku industri harus bisa menangkap potensi.


 

Literasi di agen asuransi juga masih rendah

Ilustrasi asuransi jiwa. Shutterstock/Thodonal88

Tak hanya di industri perbankan, industri asuransi juga merasakan masih rendahnya literasi dari asuransi syariah.  Hal tersebut diungkapkan oleh Managing Director Sharia Allianz Life Indonesia, Ginawati Djuandi.

Gina menilai, rendahnya pemahaman mengenai asuransi syariah tidak hanya terjadi di masyarakat, melainkan juga agen asuransi. “Ternyata agen juga ada yang belum mengerti asuransi syariah yang benar. Kira ajarkan semua, artinya kembali agar agen percaya diri,” kata Gina.

40% nasabah BSI millenial

ShutterStock/Farzand01

Hery yang juga menjadi Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) juga menyatakan, untuk meningkatkan literasi dapat melalui digitalisasi. Hery mengungkapkan, saat ini hampir 40 persen dari nasabahnya merupakan milennial.

Oleh sebab itu, pihaknya terus memperkuat digitalisasi melalui BSI Mobile Banking. Bahkan, pihaknya siap mengembangkan aplikasi super pada tahun 2023 mendatang.

“Jadi milenial dari sisi profiling ini sifatnya ingin lebih cepat dan praktis. Itu yang menjadi salah satu tujuan kami merger, kami re-branding mobile banking,” kata Hery.

Tak hanya itu, profil nasabah BSI sebanyak 97 persen juga telah beralih menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan. Kemudian, transaksi kumulatif BSI Mobile per Juni 2022 mencapai 117,72 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income sebesar Rp119 miliar. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M