Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Haji_Solo.jpeg
Jemaah haji kloter 95 yang tiba di Bandara Adi Soemarmo, Solo. (Dok/PT Angkasa Pura)

Jakarta, FORTUNE - Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi menutup rangkaian operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 pada Senin, 14 Juli 2025. Ia menyampaikan bahwa selama masa operasional, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah memberikan berbagai layanan bagi jemaah Indonesia. Fasilitas tersebut mencakup akomodasi, konsumsi, transportasi, hingga aspek perlindungan jemaah.

Menag juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada para pemangku kepentingan yang telah berkontribusi, mulai dari Badan Penyelenggara Haji (BPH), DPR RI, TNI, Polri, hingga seluruh jemaah.

Direktur Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menjelaskan bahwa PPIH Arab Saudi telah menyiapkan total 312 hotel bagi jemaah Indonesia, yang terdiri dari 212 hotel di Makkah dan 100 di Madinah.

“Sementara hotel di Madinah semuanya berada di wilayah Markaziyah," ujarnya dalam keterangan resmi (14/7).

Distribusi 15 juta boks makanan

Dalam hal konsumsi, tercatat sebanyak 15.537.589 boks makanan telah disalurkan kepada jemaah dan petugas haji yang tersebar dalam 525 kelompok terbang. Di Madinah, PPIH mendistribusikan 2.665.812 boks katering untuk gelombang I dan 2.396.667 boks untuk gelombang II.

Selama puncak haji (7–13 Zulhijjah 1446 H / 3–9 Juni 2025), sekitar 3,7 juta boks makanan siap santap dibagikan kepada jemaah. Rinciannya, 1.281.680 boks makanan disediakan di hotel untuk tiga waktu makan pada 7 Zulhijjah, sarapan pada 8 Zulhijjah, serta makan siang dan malam pada 13 Zulhijjah.

“Selain itu, ada 2.045.004 boks makanan (lauk siap saji) dan 468.400 boks makanan (paket siap saji) yang didistribusikan pada fase Armuzna, sejak di Arafah hingga Mina,” ujar Hilman.

Ribuan armada transportasi

Dalam aspek mobilitas, ribuan armada bus telah dikerahkan guna mengangkut jemaah sejak awal pergerakan menuju Makkah. Tiga jenis layanan transportasi disediakan, yakni bus antar kota perhajian, bus Shalawat, dan bus Masyair.

Untuk pergerakan jemaah gelombang I (Madinah–Makkah–Jeddah), digunakan 2.574 armada, sementara gelombang II (Jeddah–Makkah–Madinah) dilayani 2.534 bus. Selama 42 hari layanan di Makkah (10 Mei–1 Juni dan 10 Juni–2 Juli), sebanyak 12.193 bus Shalawat dioperasikan untuk mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram pulang-pergi.

Menutup seluruh rangkaian ibadah haji 1446 H/2025 M, Menteri Agama menyampaikan penghargaan mendalam kepada Presiden dan Wakil Presiden RI atas dukungan, arahan, dan perhatian yang terus mengalir.

Apresiasi juga diberikan kepada Pemerintah Arab Saudi atas kerja sama dan fasilitas yang diberikan demi kelancaran pelayanan kepada jemaah haji Indonesia. Ia juga menyampaikan penghargaan kepada DPD RI, serta semua kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Kesehatan, Perhubungan, Luar Negeri, Imigrasi, TNI, Polri, BPH, BPKH, BPK, Baznas, serta maskapai yang melayani penerbangan haji.

Pencarian jemaah haji yang hilang diteruskan

Di sisi lain, pencarian terhadap tiga jemaah haji Indonesia yang dilaporkan hilang, yakni Nurimah Mentajim, Sukardi, dan Hasbullah, masih terus dilakukan.

“Mereka demensia, ditanya namanya saja mereka tidak tahu, mereka tidak memakai identitas, gelang, nusuk, dan sebagainya tidak ada,” ujar Menag.

Menag menambahkan, “Tapi kami terus mencari mereka bekerjasama dengan pemerintah Arab Saudi.”

Sementara itu, hingga operasional haji resmi berakhir, tercatat sebanyak 447 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia. Jumlah tersebut terdiri dari 435 jemaah haji reguler dan 12 jemaah haji khusus.

“Jumlah ini turun dibanding dengan total wafat pada 2024 yang mencapai 461 jemaah,” kata Menag.

Editorial Team