Perbedaan Refurbished dan Rekondisi Sebelum Beli Elektronik

Refurbished dan rekondisi seringkali dianggap sama.

Perbedaan Refurbished dan Rekondisi Sebelum Beli Elektronik
Ilustrasi smartphone. Shutterstock/Mr. Mikla
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dalam perdagangan barang elektronik, khususnya telepon pintar (smartphone), kerap terdengar istilah refurbished dan rekondisi. Dua hal ini sering dianggap sama untuk menggambarkan smartphone yang dijual murah, namun kondisinya tidak lagi sempurna seperti baru.

Sebelum menelaah lebih lanjut tentang perbedaan keduanya, kita perlu paham bahwa setiap smartphone atau barang elektronik yang beredar di pasaran, umumnya sudah melewati fase pemeriksaan kualitas, untuk memastikan barang yang siap jual dalam kondisi paling sempurna.

Dengan demikian, tentu ada beberapa barang yang tak lolos pemeriksaan. Mereka akhirnya dipisahkan dan dihancurkan untuk diproduksi ulang. Sedangkan, sebagian yang hanya memiliki cacat minim, ditarik sementara untuk diperbaiki, untuk kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih murah. Hal inilah yang disebut barang refurbished.

Pengertian

Ilustrasi Refurbished. Shutterstock/Rawpixel.com

Menurut techcitytimes.com, refurbished adalah barang yang diperbaharui dari pabrik pembuatnya. Jadi, barang tersebut tidak memenuhi standar kualitas dan dikembalikan oleh penjual ke pabrik produsen untuk diperbaiki. Selanjutnya, kerusakan-kerusakan kecil yang terjadi akan diperbaiki. Setelah kembali pulih, barang tersebut bisa dijual lagi.

Sedangkan barang rekondisi adalah barang rusak yang komponennya diganti secara total, sehingga bisa bekerja kembali. Untuk smartphone, biasanya jenis rekondisi adalah hasil perbaikan total yang dioptimalkan, namun bukan oleh pabrikan resminya.

Ciri refurbished dan rekondisi

ilustrasi Handphone (unsplash.com/Jonas Leupe)

Untuk semakin bisa membedakan antara barang refurbished dan rekondisi, kita bisa melihat beberapa ciri umum yang tercakup di keduanya. Berikut ini adalah ciri yang sering ditemui pada produk smartphone:

Ciri smartphone refurbished

  1. Diperbaiki oleh pabrik
    Meski tak lolos uji kualitas dan mengalami cacat, namun smartphone refurbished diperbaiki oleh pabrik aslinya. Oleh karena itu, perbaikannya pun tak dilakukan asal-asalan dengan kualitas yang diperhitungkan.
  2. Masih ada garansi
    Karena perbaikan dilakukan oleh pabrik aslinya, maka smartphone refurbished pun biasanya dilengkapi jaminan garansi. Namun, karena bukan barang baru, maka garansinya pun hanya dalam waktu singkat, misalnya seminggu atau sebulan.
  3. Lebih baik daripada rekondisi
    Karena pengerjaan yang dilakukan oleh produsen aslinya, sudah tentu kualitas perbaikan yang dihasilkan lebih baik daripada barang rekondisi. Komponen yang digunakan smartphone refurbished pun merupakan barang asli buatan produsen aslinya.
  4. Memiliki harga yang relatif lebih mahal daripada barang rekondisi
    Walaupun harganya lebih rendah daripada barang baru yang memang lolos uji kualitas dan tak memiliki masalah, namun smartphone refurbished bukan barang murahan. Harga yang ditawarkan oleh varian refurbished jelas lebih mahal daripada barang rekondisi.
  5. Biasanya kemasannya lebih rapi
    Dengan harga yang lebih mahal, sudah tentu kemasan pun tidak akan diabaikan. Untuk menjaga kualitas pabrikannya, tentu produsen pun biasanya dikemas dengan lebih rapi oleh pabrik. Meski demikian, pada kemasan tersebut biasanya ada keterangan bahwa smartphone tersebut adalah barang refurbished.

Ciri smartphone rekondisi

  1. Tidak diperbaiki oleh pabrik
    Berbeda dengan smartphone refurbished yang diperbaiki oleh produsennya, barang rekondisi bisa diperbaiki oleh siapapun, termasuk para perakit amatir yang biasa melakukan perbaikan secara tak resmi.
  2. Biasanya bahannya dari smartphone bekas atau rusak
    Berkenaan dengan konsep rakitan yang melekat pada smartphone rekondisi, biasanya komponen-komponen yang digunakan untuk memperbaiki diambil dari smartphone sejenis yang sudah tidak terpakai.
  3. Suara yang dihasilkan biasanya kurang baik
    Karena sifatnya yang rakitan, maka kualitas fitur-fitur smartphone tersebut pun tidak terjamin. Salah satu yang seringkali jadi masalah adalah suara yang keluar dari speaker tak sejernih barang refurbished.
  4. Harga sangat murah
    Dirakit dengan komponen-komponen dan tenaga kerja yang murah membuat smartphone rekondisi sering dijual dengan harga yang sangat rendah. Namun, kita perlu ingat bahwa harga biasanya sebanding dengan kualitas.
  5. Banyak perubahan dari versi orisinilnya
    Meski ada smartphone rekondisi yang memiliki kondisi baik dengan kualitas mumpuni, namun biasanya terdapat beberapa perbedaan dengan smartphone orisinilnya. Misalnya, barang rekondisi biasanya lebih berat, layar sentuh yang agak tersendat, sampai fitur-fitur font yang berbeda dari versi aslinya.

Kesimpulan

Shutterstock_Cornelius Krishna Tedjo [deleted]

Dengan mengetahui perbedaan antara barang refurbished dan rekondisi, kini Anda bisa lebih waspada dan berhati-hati dalam membeli smartphone atau barang elektronik berharag murah. Perbandingan harga memang penting, namun kualitas juga harus terjaga.

Jangan lupa, toko yang terpercaya juga penting untuk jadi rujukan. Apalagi, bila kita bisa kenal dekat dengan sang penjual, tentu risiko tertipu atau merugi akan semakin berkurang. Dengan demikian, kita bisa semakin bijak dalam memilih gawai berkualitas untuk menunjang kegiatan kita, sekaligus bisa makin paham bahwa barang refurbished dan rekondisi itu berbeda.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan