Jangan Tertukar, Ini Perbedaan Marketplace dan E-commerce

Meski keduanya platform jual beli online, terdapat perbedaan

Jangan Tertukar, Ini Perbedaan Marketplace dan E-commerce
Ilustrasi belanja online. (Pixabay/Preis_King)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Penggunaan teknologi dan digitalisasi dalam kegiatan niaga semakin berkembang dan inovatif. Salah satu yang kita kenal adalah marketplace dan e-commerce. Meski keduanya terlihat serupa, tetapi sesungguhnya berbeda. 

Dalam bahasa Indonesia, marketplace disebut sebagai lokapasar dan e-commerce dikenal dengan niaga elektronik yang sering disingkat niaga-el. Keduanya memang merupakan platform jual beli dalam jaringan atau online, tapi sebenarnya memiliki beberapa perbedaan yang cukup mendasar.

Mengutip lama sirclo.com, berikut ini adalah sejumlah perbedaan mendasar antara marketplace dan e-commerce.

Pengertian

Dok. Shutterstock/mtkang

Dari pengertiannya, marketplace adalah situs web pihak ketiga yang menyediakan beragam kategori produk dari berbagai penjual. Jadi, dalam sebuah marketplace bisa dijumpai banyak sekali penjual yang memiliki tujuan sama, yakni menjual produk kepada pelanggan.

Sementara, e-commerce adalah situs online yang berdiri sendiri untuk menjual barang atau jasa kepada pelanggan. Dalam pengertian ini, penjual dalam e-commerce hanyalah satu pihak.

Contoh perusahaan yang termasuk kategori marketplace adalah Amazon, Tokopedia, Shopee, dan lainnya yang sejenis. Sedangkan, contoh e-commerce adalah seperti Magento, Shopify, BigCommerce, dan WooCommerce.

Waktu dan biaya yang dibutuhkan

Pixabay/Preis King

Dalam marketplace, penjual tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar, karena platform penjualannya sudah tersedia. Dengan bergabung dan mengikuti beberapa persyaratan yang relatif ringan, kita sudah bisa membuka toko online, jadi cenderung hemat waktu dan tenaga.

Pada sisi lain, untuk berjualan di e-commerce, kita butuh biaya dan waktu yang relatif lebih tinggi untuk membuat situs web toko online. Bahkan, saat situs tersebut mengalami kendala, biasanya kita harus bersabar menunggu perbaikan sampai bisa digunakan kembali.

Pengakuan jenama

Shutterstock/Bro Crock

Berjualan di marketplace sebenarnya lebih mudah untuk membangun branding toko kita. Hal ini disebabkan nama-nama besar marketplace yang sudah banyak diakui dan dipercaya oleh para konsumen. Kita bisa manfaatkan loyalitas dan identitas marketplace untuk menawarkan produk yang kita jual.

Untuk e-commerce, proses membangun brand memakan waktu yang lebih lama. Saat toko online siap, langkah selanjutnya adalah mempromosikan web jualan online tersebut agar lebih banyak lagi pelanggan yang mengetahui merek dan produk yang kita jual. Dengan begitu, biaya dan waktu yan dikeluarkan akan lebih ringan. 

Akses ke pelanggan

Shutterstock/By Natee Photo

Dalam akses ke pelanggan, e-commerce sebenarnya menawarkan lebih banyak kemudahan bagi kita sebagai pemilik toko. Pasalnya, e-commerce biasanya sudah dilengkapi dengan kelengkapan analitik, sehingga kita bisa menjangkau pelanggan secara langsung, mulai untuk menginformasikan penjualan, rilis baru, hingga komunikasi dan engagement.

Sementara, di marketplace akses kepada pelanggan cenderung sulit untuk diperoleh karena fasilitas komunikasi maupun promosi kepada pelanggan biasanya sudah dimoderasi oleh pengelola marketplace. Misalnya, promosi yang bisa dilakukan hanya sebatas mengirim pesan kepada pelanggan atau mengunggah konten penawaran melalui fitur feed yang disediakan pengelola marketplace.

Media promosi

Shutterstock/William Potter

Pada e-commerce, penjual dimungkinkan untuk bisa menggunakan berbagai media komunikasi kepada pelanggan, mulai dari media sosial, email, sampai aplikasi pesan seperti Whatssapp. Integrasi situs web jualan kita bisa terintegrasikan dengan lebih mudah pada berbagai kanal informasi dan komunikasi.

Selain itu, pesan penawaran yang dapat dikirim melalui berbagai kanal e-commerce tersebut pun bisa meningkatkan pengalaman pelanggan sehingga menciptakan komunikasi yang lebih personal dan memiliki kedekatan antara penjual dengan pelanggan.

Sedangkan, di marketplace, media komunikasi yang digunakan untuk promosi pada pelanggan hanya sekadar fitur pesan. Jadi, kita hanya bisa melakukan penawaran langsung kepada pelanggan dengan mengirimkan pesan. Tidak ada akses lain yang bisa digunakan untuk menjangkau pelanggan.

Persaingan

Ilustrasi berbelanja via e-commerce. Shutterstock/13_Phunkod

Marketplace merupakan platform jual beli online yang terdiri dari beragam penjual di dalamnya, sehingga tingkat persaingannya cenderung lebih tinggi karena ada banyak sekali toko online lain yang menjual produk serupa, persaingan pun akan lebih ketat.

Oleh karenanya, perlu sebuah strategi pemasaran yang tepat dan kuat untuk menarik hati pelanggan sehingga mereka mau berbelanja di toko online.

Sedangkan di e-commerce, hampir tidak ada persaingan di kanal, karena hanya Anda satu-satunya merek yang menjual produk atau layanan melalui situs web. Audiens yang mengunjungi situs web jualan online kita sudah dapat dipastikan bahwa mereka tertarik dengan produkmu. Andai ada persaingan, biasanya terjadi di luar situs, terutama dengan e-commerce lain.

Jenis produk

Ilustrasi jual beli online. (Pixabay/Mediamodifier)

Pada marketplace, kita bisa menemukan berbagai jenis produk yang dijual pada platform. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penjual dengan beragam produk dan jasa yang ditawarkan.

Sedangkan, di e-commerce, jenis produk yang dijual hanyalah produk atau layanan dari jenama kita saja, meskipun kita memiliki lebih dari satu produk.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia