Tuntutan Kewajiban Moral Meta Tentang Transparansi Penelitian

Meta dituntut untuk buka data pengaruh medsos pada mental.

Tuntutan Kewajiban Moral Meta Tentang Transparansi Penelitian
Meta. (Pixabay/KNFind)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Meta memiliki penelitian internal tentang bagaimana Facebook, Instagram, dan WhatsApp dapat berpengaruh pada kesehatan mental anak-anak dan remaja. Untuk itu, sekelompok akademisi yang terdiri dari para peneliti di seluruh dunia, mengajukan sebuah surat terbuka yang menuntut Mark Zuckerberg—CEO Meta—untuk lebih transparan ke publik tentang penelitian tersebut.

“Anda dan organisasi Anda memiliki kewajiban etis dan moral untuk menyelaraskan penelitian internal Anda tentang anak-anak dan remaja dengan standar yang telah ditetapkan dari ilmu kesehatan mental,” tulis para peneliti dalam surat tersebut.

Melansir The Verge (6/12), surat itu meminta Meta membuka datanya untuk upaya penelitian independen yang sedang berlangsung tentang kesehatan mental remaja. Selain itu, Meta juga diminta untuk membentuk kelompok independen pengawasan ilmiah. Meta harus menegakkan kepercayaan terkait kajian ilmiah.

Rasa frustrasi para peneliti

Para peneliti menyebutkan bahwa keengganan Meta membuka datanya menimbulkan rasa frustrasi yang sudah berlangsung lama dan menyulitkan peneliti eksternal untuk meneliti dan memahami produk Meta. “Tidak mungkin untuk mengidentifikasi dan mempromosikan kesehatan mental di abad ke-21, jika kita tidak dapat mempelajari bagaimana anak muda berinteraksi secara online,” ujar mereka melalui surat itu.

Kaveri Subrahmanyam, psikolog perkembangan di California State University, Los Angeles, mempertanyakan alasan mereka tidak merilis data yang menunjukkan klik dan perilaku lainnya. Menurutnya, Meta harus mengundang peneliti ahli terkait isu tersebut dan memberi mereka data untuk selanjutnya dianalisis.

Subrahmanyam mengungkapkan bahwa Meta kemungkinan memiliki data tentang penggunaan platform dan perilaku pengguna lainnya. Hal ini akan menunjukkan cara platform Meta memengaruhi atau tidak memengaruhi kesehatan mental anak-anak serta remaja.

Membangun kepercayaan ilmiah independen

Surat terbuka itu juga meminta Meta untuk membangun kepercayaan ilmiah independen untuk mengevaluasi risiko apa pun terhadap kesehatan mental dari penggunaan platform seperti Facebook dan Instagram dan untuk membantu menerapkan "solusi yang benar-benar berbasis bukti untuk risiko online dalam skala dunia."

Menurut para peneliti, kepercayaan itu mirip dengan Dewan Pengawas Facebook yang ada, yang membantu perusahaan dengan keputusan moderasi konten.

Sayangnya, bocoran yang terungkap beberapa waktu terakhir ditambah penelitian lain di media sosial cukup mengangkat masalah. Hal ini dapat menjadi modal penyelidikan lebih lanjut dan penelitian yang lebih ketat untuk membantu memahami segala keterkaitan bukti dan fakta yang terjadi.

Latar belakang adanya bocoran tentang data penelitian internal Meta

Surat terbuka ini muncul setelah bocoran dari Facebook mengungkapkan beberapa data dari penelitian internal perusahaan, yang menemukan bahwa Instagram dikaitkan dengan kecemasan dan masalah citra tubuh untuk beberapa gadis remaja. Namun, penelitian yang dirilis terbatas dan mengandalkan informasi subjektif yang dikumpulkan melalui wawancara.

Sejauh ini, informasi penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa media sosial menyebabkan salah satu hasil kesehatan mental. Walaupun, Meta dan beberapa pihak merasa bahwa informasi ini cukup bermanfaat.

Informasi yang tersedia sejauh ini tampaknya menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan internal Facebook tidak memenuhi standar yang digunakan peneliti akademis untuk melakukan uji coba, kata surat terbuka itu. Informasi yang tersedia juga tidak lengkap, catat para penulis—Meta belum merilis metode penelitian atau datanya.

Peneliti skeptis pada sikap Meta yang merahasiakan hasil penelitian

Kerahasiaan yang dilakukan Meta, menurut para peneliti, dipandang dapat menimbulkan skeptisisme dari komunitas peneliti, yang memprioritaskan transparansi, dan meninggalkan pemangku kepentingan lain—seperti anggota parlemen dan orang tua.

Sejumlah langkah yang diajukan oleh para peneliti dapat membantu menjernihkan masalah tersebut dan berkontribusi pada gambaran lengkap kesehatan mental online. “Jika benar ada ketepatan alat ukur ilmiah dan etika, data yang dikumpulkan oleh Meta dapat menginformasikan bagaimana kita memahami penggunaan teknologi digital dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,” demikian bunyi surat tersebut

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Ekspor Nonmigas April 2024: Logam Mulia Turun, Nikel Naik
Ini Tips Kelola Keuangan Untuk Pasturi yang LDR Antar Negara
Dibayangi Risiko Geopolitik,Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,06% di 2024
Gandeng Spotify, Boss Creator & Podkemas Asia Hadirkan PODFEST 2024
Riset East Ventures: Kesenjangan Digital RI Turun Meski Spread Naik
Impor Barang Konsumsi Januari-April 2024 Melesat 12,55%, Ini Pemicunya