Didesak Mundur, Mark Zuckerberg Malah Pamer Main Anggar di Metaverse

Proyek ambisius metaverse tak selalu berjalan mulus.

Didesak Mundur, Mark Zuckerberg Malah Pamer Main Anggar di Metaverse
Logo Meta. Shutterstock/rafapress
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pergantian nama dari Facebook Inc ke Meta platform tidak membuat para pionir metaverse terkesan. Sejumlah pihak justru mengkritik keputusan tersebut.

Dikutip dari Reuters, Rabu (3/10) punggawa Facebook Inc Mark Zuckerberg baru saja mengganti nama Facebook menjadi. Sebab ambisinya ingin mengembangkan metaverse, dunia digital yang luas. Namun, langkah itu mendapat ganjalan berbagai pihak, bahkan Zuck didesak mundur.

Seorang "Whistleblower” atau pelapor pelanggaran dari perusahaan teknologi asal AS Facebook, Frances Haugen, mendesak Zuckerberg mundur dari jabatannya agar terdapat perbaikan dalam cara kerja Facebook. “Saya pikir tidak mungkin perusahaan akan berubah jika dia tetap menjadi CEO,” ujar Frances dalam acara Web Summit di Lisbon seperti dilansir dari Reuters, Rabu (3/11).

Pernyataan itu menyusul tindakan Frances yang melaporkan pada publik dan menegaskan akan lebih baik jika seseorang yang berfokus pada keamanan privasi dan data menggantikan Zuckerberg, agar kepercayaan masyarakat pada Facebook bisa kembali.

Dituding mengambil metaverse

Ilustrasi CEO Facebook, Mark Zuckerberg. (Wikimedia Commons)

Ryan Kappel, asal Amerika Serikat, sejak beberapa tahun belakangan sudah mengadakan pertemuan di berbagai metaverse. Dia melihat Meta Platforms ingin mengambil metaverse. "Mereka sebenarnya mencoba membuat apa yang sudah dirintis oleh kolega kami, tapi, mencitrakan ulang sebagai milik mereka," kata Kappel.

Seorang investor mata uang kripto dar Inggris Raya yang dikenal sebagai Pranksy pernah membeli perumahan virtual awal 2020 lalu. "Saya rasa Facebook mengganti nama lebih dulu untuk mengamankan merek dagang secara legal sesegera mungkin sebelum lebih banyak merek yang tertarik," kata Pranksy.

Arthur Sychov mendirikan metaverse bernama Somnium Space pada 2017. Dia menilai CEO Facebook Mark Zuckerberg terburu-buru mengganti nama. "Seperti mencoba memasukkan nama mereka ke narasi metaverse, yang saat ini sedang berlangsung," kata Sychov.

Kepala komunikasi di Decentraland, perusahaan yang menjalankan dunia virtual, Dave Carr, mengatakan langkah Facebook masuk ke metaverse mendapat kritik dari para pengguna dunia virtual tersebut tentang kontrol konten. "Orang yang mempertimbangkan masa depan dunia virtual, mereka menempati, mempertahankan kepemilikan hasil kreasi dan bergerak bebas. Mereka akan memilih versi yang tidak terpusat," kata Carr.

Pendiri perusahaan nft42, Tristan Littlefield secara terang-terangan mengatakan tidak suka praktik menjual data yang dilakukan Facebook.

Littlefield sudah menggunakan metaverse sejak 2018. Tapi, menurut dia, jika raksasa seperti Facebook masuk dan mau menggelontorkan banyak uang, bisa jadi akan mendatangkan banyak orang ke dunia virtual tersebut.

Mark Zuckerberg main anggar di metaverse

(Facebook/Handout via REUTERS)

Di tengah isu ini, Zuckerberg tidak berkomentar. Dia justru terlihat santai dan memamerkan aktivitasnya bermain anggar di metaverse.

Metaverse ibarat gabungan dari dunia nyata dan maya, pengguna akan diwakili avatar dan bisa bergerak dan berinteraksi dengan avatar lainnya. Dunia virtual ini pada umumnya berbasis blockchain yang kemudian membentuk perumahan virtual.

Salah satu demo  diperkenalkan melalui akun Instagram pada Senin (1/10). Dalam video unggahannya terlihat Zuckerberg bermain anggar secara virtual dengan Lee Kiefer, atlet peraih emas olimpiade. Lee Kiefer ditampilkan dalam bentuk animasi 3D di video itu.

Meski ditampilkan secara virtual, permainan keduanya terasa nyata karena serangan yang diberikan oleh Lee Kiefer terlihat mengenai tubuhnya. Sementara di bagian atas ditampilkan statistik masing-masing orang membuatnya terasa seperti sebuah game.

Menyenangkan untuk bisa membayangkan jenis pengalaman yang bisa dilakukan dengan metaverse, seperti memberi kesempatan semua orang untuk bermain anggar dengan peraih medali emas Olimpiade Lee Kiefer," kata Zuckerberg di unggahan Instagramnya, Senin (1/11).

Dia memang tidak menjelaskan lebih lanjut teknologi yang digunakan. Hanya di akhir video, dia terlihat melepas kacamata sebelum akhirnya Lee Kiefer menghilang. Meskipun banyak hal belum terjawab, tapi video tersebut jelas memberikan gambaran mengenai pengalaman metaverse yang dihadirkan Meta.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia