Inovasi Layanan Logistik, Alibaba Bikin Robot Self-Driving

Akankah kurir konvensional digantikan robot?

Inovasi Layanan Logistik, Alibaba Bikin Robot Self-Driving
Xiaomanlv Robot/Dok. Alibaba
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Raksasa e-commerce asal Tiongkok, Alibaba terus mengembangkan teknologinya. Tak hanya berpusat di platform online saja, tapi juga dari segi logistik. Satu hal menarik yakni, inovasi kurir pengirim paket yang menggunakan robot otonom (self driving).

Diberi nama Xiaomanlv, robot self-driving ini dikembangkan oleh lab Alibaba DAMO Academy. Kehadiran Xiaomanlv ini dianggap sebagai tonggak sejarah dalam kurun waktu satu tahun sejak diluncurkan. Robot ini juga diklaim telah mengirimkan lebih dari satu juta pesanan per September 2021.

“Salah satu yang menjadi terobosan penting adalah kemampuan kami untuk menggunakan algoritma canggih untuk mencapai penyebaran massal dengan kendaraan swakemudi atau self-driving yang berbiaya rendah di seluruh komunitas dan kampus,” kata Gang Wang, Head of Autonomous Driving Lab, Alibaba DAMO Academy dalam keterangan resmi, Senin (4/10).

Tercatat pula Xiomanlv melayani lebih dari 160 komunitas perkotaan dan sekolah di 52 kota di Tiongkok daratan. Secara kolektif, telah mengirimkan paket ke lebih dari 200.000 konsumen.

Ditargetkan mengantar satu juta paket per hari

Saat ini, ada lebih dari 200 Xiaomanlv yang beroperasi di 22 provinsi di Tiongkok, dan Alibaba berencana untuk menyebarkan total 1.000 kendaraan pada bulan Maret tahun depan. Setiap robot diperkirakan dapat mengirimkan sekitar 50 paket sekaligus dan sebanyak 500 kotak per hari, menempuh jarak 100 kilometer dengan sekali pengisian daya.

Lab Alibaba DAMO Academy turut mengumumkan rencana untuk meningkatkan armada Xiaomanlv menjadi 10 ribu unit dalam tiga tahun mendatang. Tak tanggung-tanggung, mereka juga menargetkan kapasitas pengiriman menjadi satu juta paket per hari.

Revolusi layanan dengan teknologi

Alibaba telah mengeksplorasi teknologi mengemudi otonom sejak 2015 untuk mengatasi tantangan pengiriman jarak jauh yang terkait dengan ekonomi e-commerce. Dengan memanfaatkan platform pengujian simulasi cerdas berbasis cloud, yang mampu membuat hingga 10.000 skenario virtual—termasuk skenario cuaca ekstrem dan visibilitas malam yang sangat lemah—untuk menguji algoritma robot. 

Xiaomanlv dapat beroperasi 99,9999 persen setiap saat tanpa campur tangan manusia, terlepas dari tantangan yang harus dihadapinya untuk mengidentifikasi lebih dari 40 juta hambatan dalam pekerjaan sehari-hari.

“Melalui perpaduan solusi multisensor eksklusif serta platform pembelajaran mesin AutoDrive yang canggih yang kami miliki, kami bisa mencapai tingkat mengemudi otonom L4 tanpa bergantung pada sensor definisi tinggi yang mahal untuk navigasi. Hal ini membantu kami secara signifikan mengurangi biaya perangkat keras.

Hasilnya, biaya produksi dan operasi per unit keseluruhan hanya sekitar sepertiga dari harga rata-rata di industri,” kata Gang Wang. Pada skala Level 1 hingga 5 dalam mengemudi otonom, Level 4 berarti otomatisasi tingkat tinggi.

Ciptakan truk tanpa sopir

Gang Wang juga mengungkapkan, bahwa lab telah bekerja dengan Cainiao, cabang logistik Alibaba Group, untuk truk pengiriman tanpa pengemudi.

Tujuannya adalah mencapai pengiriman otonom dalam skenario kecepatan yang lebih cepat dan jarak yang lebih jauh. Dalam waktu tiga tahun, diharapkan truk-truk tersebut dapat berjalan di jalanan umum di berbagai kota.

Laboratorium ini juga mengembangkan produk lain yang dilengkapi dengan kemampuan mengemudi otonom. Termasuk robot inspeksi pada pembangkit listrik, yang diharapkan dapat digunakan dalam waktu dekat.

Mengapa beralih ke robot?

McKinsey meramalkan sejak 2017 dalam laporannya “The Automotive Revolution is Speeding”, bahwa kita akan segera mendiami dunia di mana 80 persen dari semua paket akan dikirimkan oleh kendaraan otonom.

Biaya tinggi dan inefisiensi jarak tempuh dalam pengiriman menjadi alasan utama perusahaan melakukan otomatisasi. Diharapkan cara ini menjadi bagian menyiapkan pertumbuhan eksponensial di tahun-tahun mendatang. Sebelum Alibaba Group, beberapa perusahaan berikut ini pernah mengembangkan dan melakukan uji coba pengiriman dengan robot self-driving.

  • Amazon Prime Air

Amazon Prime Air adalah sistem pengiriman yang dikembangkan oleh Amazon yang dirancang untuk mengirimkan paket dengan aman kepada pelanggan menggunakan kendaraan udara tak berawak (drone).

Dengan sistem ini, pelanggan dapat memilih dari pilihan barang-barang di gudang Amazon di dekat rumah mereka dan dikirim dalam waktu kurang dari 30 menit. Terbang dengan ketinggian sekitar 121 meter, drone mampu membawa paket hingga 2,3 kilogram, dipandu oleh GPS dan menggunakan apa yang disebut teknologi “sense-and-avoid”.

Amazon mengirimkan paket melalui udara untuk pertama kalinya pada Desember 2016, di Cambridge, Inggris, dan mereka berencana untuk memperluas uji coba mereka secara lebih luas.

  • Starship

Starship didirikan oleh Ahti Heinla dan Janus Friis, dua anggota tim yang memprakarsai Skype.  Perusahaan ini menjadi salah satu yang menggunakan pengiriman otonom paling maju dengan kantor di Inggris, Estonia, Jerman dan AS. 

Mereka mengklaim bahwa robotnya telah mengirimkan barang kepada lebih dari 12 juta orang di lebih dari 100 kota di seluruh dunia. Dan saat ini memiliki sekitar 100 robot yang dikerahkan di delapan kota di Eropa dan AS. Klien Starship termasuk Domino’s Pizza, yang sudah menggunakan robot Starship untuk sebagian kecil dari pengiriman makanan cepat saji di Jerman dan Belanda. 

  • FedEx SameDay Bot

Perusahaan logistik Fedex mengumumkan robot otomatis dapat mengantar paket. Bernama Fedex SameDay Bot, robot ini diinformasikan dapat mengirim barang lebih efisien. Dilansir dari The Verge (5/10), SameDay Bot ditenagai oleh baterai dengan kecepatan hingga 15 km/jam.

Karena dapat berjalan secara otomatis, robot ini diklaim mampu melakukannya di antara pejalan kaki dan lalu lintas menggunakan kombinasi sensor LIDAR seperti yang ditemukan di mobil otonom dan kamera biasa.

SameDay Bot memiliki beberapa fitur yang menjadikannya berbeda dibandingkan robot pengantar lain. Ia dikembangkan oleh insinyur Dean Kamen, yang sebelumnya menciptakan Segway, iBot, dan kursi roda yang dapat menaiki tangga.

  • JD.com

Jingdong, atau JD.com, perusahaan e-commerce terbesar kedua di Tiongkok setelah Alibaba, telah merancang dan mengembangkan robot ADR berbasis darat dan beroda empat yang mengirimkan barang pertama mereka pada Juni 2017. ADR besutan Jingdong dapat membawa lima paket sekaligus dan melakukan perjalanan hingga 20 kilometer saat terisi penuh.

ADR mereka juga dapat mendaki tanjakan 25 derajat, menemukan rute terpendek dari gudang ke tujuan, dan mengirim pesan teks kepada penerima saat sudah tiba. Namun, JD telah mengurangi biaya pembuatan robot-robot ini dan sedang menguji jaringan pengiriman drone terbesar di dunia—termasuk drone yang mampu menopang hingga bobot 2.200 pon.

  • Nuro

Nuro didirikan oleh dua mantan insinyur Google, Dave Ferguson dan Jiajun Zhu, yang sebelumnya bekerja di proyek mobil self-driving Google. Mereka merancang ADR kecil berkecepatan rendah untuk melayani pengiriman lokal. Barang yang dikirim berupa bahan makanan, pekerjaan binatu, paket atau pesanan take-out pelanggan.

Alih-alih mengadaptasi desain kendaraan yang ada agar sesuai dengan model mereka, insinyur mereka malah membangun sesuatu yang sama sekali baru. Prototipe pertama Nuro memiliki semacam “pegangan” di bagian atap yang berfungsi sebagai platform untuk berbagai sensor kendaraan—termasuk LIDAR, kamera, dan radar.

Berbagai solusi pengiriman otonom yang saat ini sedang dikembangkan dan diuji menciptakan gambaran masa depan dan berpotensi besar-besaran merevolusi sektor logistik. Akankah kurir konvensional akan digantikan robot pengantar canggih ini?

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia