Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, Google Luncurkan Fitur Baru

Pembaruan hadir di Google Search, Maps, Nest, dan Flights.

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, Google Luncurkan Fitur Baru
Google. (Shutterstock/Thaspol Sangsee)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Google mengumumkan serangkaian fitur baru yang diklaim dapat membantu pengguna platform mereka untuk membuat pilihan yang lebih berkelanjutan.

Layanan baru ini berfokus untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Pembaruan fitur nantinya dapat ditemukan di Google Search, Maps, Travel, Nest, dan sebagainya. 

Dilansir dari The Verge pada Kamis (7/10), berikut beberapa pembaruan fitur yang diumumkan Google.

1. Google Maps

Sundar Pichai, CEO Google mengatakan bahwa Aplikasi Google Maps akan segera menunjukkan kepada pengguna rute mana yang paling hemat bahan bakar. Rute ini direkomendasikan Google Maps setelah menghitung beberapa faktor, termasuk di dalamnya kepadatan lalu lintas dan kemiringan jalan. 

Pengguna Google Maps di Amerika Serikat sudah bisa memanfaatkan fitur ini mulai Rabu (6/10). Ke depannya Google juga akan diluncurkan di Eropa pada 2022. Namun, belum diketahui apakah fitur rute rendah karbon juga akan diboyong Google Maps ke Indonesia.

“Mulai Rabu di AS dan di Eropa pada 2022, Google Maps akan memungkinkan Anda memilih rute dengan emisi karbon rendah,” ucap Pichai, dikutip dari The Guardian, Kamis (7/10).

Rute yang direkomendasikan bertujuan untuk efisiensi bahan bakar, serta mengurangi biaya gas dan polusi knalpot. Jika rute tersebut yang paling hemat bahan bakar juga tercepat, Google Maps akan menggunakan opsi tersebut secara default.

Jika rute hemat bahan bakar lebih lambat, aplikasi akan menunjukkan kepada pengguna pilihan mereka, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat untuk memilih. 

Secara teori, hal itu akan membantu pengguna Google Maps individu mengurangi emisi CO2 mereka. Sebuah kendaraan penumpang biasanya melepaskan hanya di bawah lima metrik ton CO2 per tahun. Dan seseorang di AS, yang memiliki salah satu tingkat emisi per kapita tertinggi di dunia, mungkin bertanggung jawab atas sekitar 18 metrik ton per tahun.

Opsi navigasi untuk bersepeda juga ditawarkan di Google Maps, aplikasi akan menampilkan "Navigasi Ringan" dalam beberapa bulan mendatang. Fitur ini memungkinkan pengendara sepeda motor melihat petunjuk dan detail tentang rute mereka tanpa harus meninggalkan layar mereka. Mulai Rabu (6/10) aplikasi akan membagikan informasi tentang skuter dan sepeda terdekat di 300 kota di seluruh dunia, termasuk Berlin, New York, São Paulo, dan Taipei.

2. Google Search

Selain menyediakan rute rendah karbon, Google berencana untuk mengubah hasil untuk kata kunci  "perubahan iklim atau climate change" yang muncul di kolom pencarian. Pengguna diprioritaskan untuk melihat konten dari otoritas terkemuka tentang masalah ini, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tak hanya itu, Google mulai menampilkan opsi mobil listrik dan hibrida kepada para calon pembeli mobil online. Demikian pula saat ingin berbelanja peralatan rumah tangga, Google akan menampilkan pencarian alat yang lebih hemat energi.  Misalnya, saat pencarian tungku, mesin pencuci piring, pemanas air, kompor, dan pengering.

Meskipun begitu, Google tidak mengumumkan perubahan apa pun pada pencarian di YouTube—platform yang dicap mengandung banyak informasi salah dan kebohongan tentang perubahan iklim.

Dari 100 video teratas yang muncul saat menelusuri "pemanasan global", 20 persen penayangan adalah video yang penuh dengan informasi yang salah, menurut satu analisis terbaru organisasi nirlaba Avaaz.

3. Google Flights

Sementara itu, lewat aplikasi Google Flights, raksasa internet asal Amerika Serikat itu juga akan menyajikan informasi tentang tingkat emisi karbon setiap penerbangan. Tersedia pula opsi penerbangan yang lebih rendah karbon dan informasi lainnya. 

Misalnya, ketika Anda mengambil penerbangan di kelas bisnis atau kelas satu, maka meningkatkan jumlah polusi yang menjadi tanggung jawab Anda— karena menghabiskan lebih banyak ruang dan posisi tersebut menyumbang lebih besar emisi pesawat. 

Semua perubahan ini, kata Pichai, adalah bentuk komitmen Google untuk ikut menghentikan perubahan iklim yang dampaknya semakin terasa dari hari ke hari.

“Perubahan iklim bukan lagi ancaman yang jauh. Kita semua merasakan,” ucap Sundar Pichai.

Dia menambahkan, “Di seluruh dunia, kebakaran hutan, banjir, dan cuaca ekstrim lainnya terus mempengaruhi kesehatan, ekonomi, dan masa depan kita bersama di planet kita. Kita butuh solusi yang mendesak dan bermakna untuk mengatasi tantangan ini.”

4. Google Nest

Google meluncurkan layanan baru untuk pemilik Google Nest di AS, yang rencananya akan mulai diluncurkan selama beberapa minggu ke depan.

Pembaruan yang disebut "Nest Renew" memungkinkan pengguna untuk secara otomatis mengatur suhu lebih tinggi atau lebih rendah dari waktu ke waktu dengan perhitungan lebih banyak energi terbarukan yang tersedia.

Para pakar energi dan aktivis lingkungan, menganggap ini sebagai langkah penting untuk membuat rumah lebih hemat energi, dan mengurangi tegangan pada jaringan listrik selama masa permintaan puncak.

Di segmen pasar tertentu, Google juga akan menawarkan langganan Perpanjangan Premium, yang akan memungkinkan pelanggan untuk mencocokkan penggunaan listrik berbahan bakar fosil mereka dengan beberapa investasi dalam energi terbarukan.

Related Topics

GoogleEmisiKarbon

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi