Microsoft Rampungkan Akuisisi Activision Blizzard US$69 M

Akusisi terbesar dalam industri game global.

Microsoft Rampungkan Akuisisi Activision Blizzard US$69 M
Gedung Microsoft. (Pixabay/efes)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Microsoft telah merampungkan akuisisi video game publisher Activision Blizzard senilai US$69 miliar atau sekitar Rp1.083 triliun. Kesepakatan ini tercatat merupakan yang terbesar dalam industri game global dan sepanjang 48 tahun perusahaan itu berdiri.

Aksi korporasi tersebut dilakukan usai Microsoft mendapatkan lampu hijau dari Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris dan membuka jalan untuk rampungkan akuisisi. 

Kesepakatan tersebut telah memberi Microsoft portofolio waralaba video game yang besar dan kuat, termasuk Call of Duty, Crash Bandicoot, Diablo, Overwatch, StarCraft, Tony Hawk Pro Skater, dan Warcraft.

CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick, menyatakan mundur dari jabatannya setelah kesepakatan akuisisi diumumkan. Pengunduran dirinya berlaku per akhir 2023.

"Saya sudah lama mengatakan bahwa saya berkomitmen penuh untuk membantu transisi," ujarnya, dilansir dari BBC, Senin (16/10).

"(Phil Spencer, CEO Microsoft Gaming, dan saya) sama-sama berharap dapat bekerja sama dalam integrasi yang lancar untuk tim dan pemain kami,” katanya, menambahkan. 

Sempat tersandung regulasi

Proses akuisisi Activision sejatinya sudah rampung pada Januari 2022. Namun, kesepakatan hampir batal karena tersandung penolakan dari regulator dan kompetitor. Microsoft berencana akan menyelesaikan transaksi pada akhir Juni 2023. Pada Juli 2023, kedua pihak sepakat untuk memperpanjang batas waktu hingga 18 Oktober 2023.

Langkah sang pemilix Xbox itu sempat dinilai akan mengancam persaingan sehat di industri Spencer pun meyakinkan komunitas game dan menjamin kekhawatiran tidak akan terjadi.

Menurutnya, sejumlah game favorit dari Activision, Blizzard, dan King–unit bisnis game mobile milik Activision Blizzard–tetap bisa dinikmati di platform non-Xbox pasca-akuisisi.

"Karena ketika semua orang bermain, kita semua menang. Kami yakin berita hari ini akan membuka banyak kemungkinan cara bermain yang lebih banyak," tulis Spencer dalam pernyataan resmi di situs resmi Xbox.

Meskipun kesepakatan sudah rampung, Federal Trade Commission (FTC) AS menyatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya masih memiliki kekhawatiran. "Kami tetap fokus pada proses banding federal meskipun Microsoft dan Activision telah menyelesaikan kesepakatan mereka sebelum sidang banding yang dijadwalkan pada bulan Desember," ujar juru bicara FTC Victoria Graham.

Menurutnya, adanya perjanjian baru antara Microsoft dan Activision dengan Ubisoft menghadirkan aspek baru dalam merger. Ha itu akan berdampak pada konsumen Amerika, yang akan dinilai oleh FTC sebagai bagian dari proses administratif yang sedang berlangsung. 

“FTC terus meyakini kesepakatan ini merupakan ancaman terhadap persaingan usaha,” katanya.

Related Topics

MicrosoftGame Online

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
TDS 3 in Jakarta: NCT Dream, Sebuah Ikon Pertumbuhan
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Ulang Tahun ke-22, Starbucks Indonesia Donasi Rp5 Miliar ke Gaza
Perkuat Ekosistem Kuliner Jepang, J Trust Gandeng Kushikatsu Daruma
Saat Bos Starbucks Bicara Persaingan dengan Brand Kopi Lokal