Google Rilis Fitur Pemeriksa Gambar untuk Tangkal Hoaks

Google berkomitmen cegah penyebaran informasi palsu.

Google Rilis Fitur Pemeriksa Gambar untuk Tangkal Hoaks
ilustrasi menghapus informasi pribadi di Google (unsplash.com/Firmbee.com)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Google mengumumkan akan memberikan informasi yang lebih kontekstual tentang sebuah gambar untuk mencegah penyebaran hoaks atau informasi palsu.

Fitur baru ini mampu menampilkan riwayat gambar, metadata, dan konteks pengguna pada berbagai situs web.

Fitur "About this image" telah diperkenalkan sejak awal tahun ini dan sekarang tersedia untuk pengguna bahasa Inggris di seluruh dunia.

Dikutip dari TechCrunch.com, Kamis (2/11), pengguna dapat melacak kapan penelusuran Google pertama kali menampilkan gambar itu, dan memberikan wawasan tentang sejarah gambar tersebut.

Fitur ini juga memungkinkan pengguna untuk memahami cara orang menjelaskan gambar pada situs web lain, dan dengan demikian turut membantu dalam upaya mengidentifikasi informasi palsu.

Dalam pengumuman resmi pada blognya, Google menjelaskan bahwa pengguna juga bisa memeriksa metadata jika tersedia, termasuk informasi tentang apakah gambar tersebut dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) atau tidak.

Google juga akan memberi label pada gambar yang disediakan oleh Google AI.

Pada Oktober, Adobe dan perusahaan seperti Microsoft, Nikon, dan Leica memperkenalkan simbol khusus untuk mengidentifikasi gambar yang dihasilkan oleh AI.

Untuk memanfaatkan fitur baru tersebut, pengguna dapat mengeklik ikon titik tiga pada hasil pencarian Google Image.

Pengguna juga dapat mengaksesnya dengan memilih opsi "Lebih lanjut tentang halaman ini" dalam fitur "About this image," yang dapat diakses melalui menu titik tiga. Google sedang menjelajahi lebih banyak cara untuk memudahkan akses pengguna.

Fact Check Explorer untuk periksa fakta

Google tengah meningkatkan fitur pencari kebenaran informasi pada sebuah informasi. 

Para jurnalis dan pemeriksa fakta yang mendapat persetujuan dapat mengunggah atau menyalin URL gambar untuk mendapatkan informasi lebih lanjut melalui perkakas mereka sendiri menggunakan API Pencarian Klaim FaceCheck.

Pada Juni, Google mulai menguji fitur dengan alat Fact Check Explorer, yang memberikan pemeriksa fakta kemampuan untuk mengakses pemeriksaan fakta, referensi, dan informasi terkait lainnya pada gambar tertentu.

Selain itu, Google juga sedang menguji penggunaan AI generatif untuk membantu menggambarkan sumber-sumber seperti halaman penjual yang tidak dikenal atau blog yang tidak dikenal.

Pengguna yang memilih untuk menggunakan pengalaman Pencarian Generatif (SGE) akan menerima informasi yang dibuat oleh AI tentang situs tersebut pada "bagian lebih lanjut tentang halaman ini."

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara dan Sayarat Gadai Sertifikat Tanah di Pegadaian
Ketahui Cara Pecah Sertifikat Tanah Warisan serta Biayanya
Antipasi Kasus Kecelakaan Terulang, Kemenhub Akan Atur Jual-Beli Bus
8 Rekomendasi Smartwatch di Bawah Rp2 Juta, Teknologi Canggih!
BRI Gandeng Tencent dan Hi Cloud Perkuat Kapabilitas Digital
Pinjaman di Pinjol Melonjak 21,8% saat Ramadan