Pemerintah Minta Produsen Ponsel Tingkatkan Produksi Dalam Negeri

Produksi komponen ponsel dalam negeri capai 57 juta unit.

Pemerintah Minta Produsen Ponsel Tingkatkan Produksi Dalam Negeri
Ilustrasi toko ponsel. Shutterstock/bodnar.photo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus menjalankan program substitusi impor 35 persen tahun 2022. Salah satu sektor yang dipacu adalah industri elektronika, termasuk pada upaya pengoptimalan penggunaan produk dalam negeri. Kini tengah dilakukan pula penyusunan Neraca Komoditas 25 produk dengan nilai impor tertinggi, misalnya telepon seluler.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, mengatakan pemerintah menargetkan industri ponsel bisa menghasilkan enam fitur yang sebelumnya masih diimpor, seperti "SMT process, industrial mechanical design, industri casing, industri baterai, chasis molding design, dan industri antena," katanya dikutip dari keterangan resmi, Senin (15/8).

Pemerintah mendorong industri telepon seluler dapat menjalankan roadmap pendalaman struktur yang telah ditetapkan Kemenperin. Di samping itu, Menperin berpesan agar riset dan pengembangan telepon seluler sudah mulai dapat dilakukan di dalam negeri.

Langkah tersebut diambil guna meningkatkan porsi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) telepon seluler yang diproduksi di dalam negeri serta menekan jumlah barang impor di industri tersebut.

Mengacu kepada data Kemenperin, produksi dalam negeri komponen telepon seluler mencapai 57 juta unit, sedangkan impor sekitar 2,9 juta unit pada 2021.

"Kami sangat concern agar industri komponen handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) bisa terus tumbuh di dalam negeri,” jelasnya.

Kolaborasi produsen dalam negeri

PT Erajaya Swasembada dan PT Halo Mobile Device Indonesia belum lama ini memproduksi fitur telepon seluler merek Nokia–yang sebelumnya diimpor–di dalam negeri.

Produksi tersebut tentu berdampak positif pada perbaikan neraca dagang telepon seluler guna mencapai target substitusi impor. Di samping itu, peningkatan penyerapan tenaga kerja pada akhirnya juga akan berdampak terhadap perbaikan ekonomi nasional.

Menurut laporan Kemenperin, pabrik yang dibangun oleh Erajaya dan Halo Mobile memiliki kapasitas produksi 2,4 juta unit per tahun. Dengan kapasitas tersebut, baik PT Erajaya Swasembada dan PT. Halo Mobile Device Indonesia percaya diri dapat memenuhi pasar dalam negeri tanpa harus melakukan impor.

Pasar ponsel global

Ilustrasi ponsel pintar. Shutterstock/ImYanis

Berdasarkan laporan terbaru Canalys, total penjualan ponsel pintar global mencapai 1,35 miliar unit pada 2021 atau tumbuh 7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut juga disebut mendekati level pra-pandemi, yakni 1,37 miliar unit yang tercatat selama 2019.

Kinerja positif ini lantaran banyak vendor yang memberikan kinerja terbaiknya pada 2021 dengan memperluas pengiriman smartphone hingga dua digit, dibandingkan tingkat sebelum pandemi.

Samsung masih menjadi penguasa pasar ponsel pintar dengan total pengiriman 274,5 juta unit dengan pangsa pasar 20 persen. Total pengiriman pabrikan asal Korea Selatan itu tumbuh 7 persen dibandingkan dengan 2020.
 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity