Penelitian Ungkapkan Pencampuran Vaksin Covid-19 Dinilai Lebih Efektif

Penelitian di Inggris menemukan fakta menarik soal vaksinasi

Penelitian Ungkapkan Pencampuran Vaksin Covid-19 Dinilai Lebih Efektif
Tenaga kesehatan TNI AL menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga di Kota Sorong, Papua Barat, Rabu (10/11/2021). ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/aww.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sebuah penelitian besar di Inggris mengungkapkan pencampuran vaksin COVID-19 dinilai memiliki respons kekebalan tubuh yang lebih baik. Hal ini terjadi pada orang yang menerima dosis pertama AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech, dan diikuti oleh vaksin Moderna pada sembilan pekan kemudian.

"Kami menemukan respons imun yang sangat baik di seluruh papan..., pada kenyataannya, lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan oleh vaksin Oxford-AstraZeneca dua dosis," kata Profesor Oxford Matthew Snape seperti dikutip dari Reuters, Rabu (8/12).

Temuan yang mendukung pemberian dosis fleksibel ini akan memberikan harapan bagi negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah. Pasalnya dengan persedian vaksin yang tak stabil, maka perlu dilakukan penggabungan merek vaksin yang berbeda antara suntikan pertama dan kedua.

"Saya pikir data dari penelitian ini akan sangat menarik dan berharga bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana mereka masih meluncurkan dua dosis vaksin pertama," kata Snape.

Dengan adanya rilis riset tersebut, Snape mengatakan pemberian vaksin akan menjadi lebih fleksibel. Sebab, akan jauh lebih cepat dengan menggunakan beberapa merek vaksin. “Maka tidak apa-apa untuk melakukannya,” ujarnya.

Hasil penelitian vaksin

Menurut para peneliti di Universitas Oxford, jika vaksin AstraZeneca-Oxford diikuti dengan suntikan Moderna atau Novavax, antibodi dan respons T-cell yang tercipta akan lebih tinggi. Hal ini jika dibandingkan dengan pemberian dua dosis AstraZeneca-Oxford.

Studi ini melibatkan 1.070 sukarelawan. Penelitian ini juga menemukan bahwa dosis vaksin Pfizer-BioNTech, diikuti dengan suntikan Moderna,  lebih baik ketimbang dua dosis standar Pfizer-BioNTech.

Pfizer-BioNTech diikuti oleh Novavax menginduksi antibodi yang lebih tinggi daripada dua vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca. Meskipun waktu dalam menginduksi respons antibodi dan sel T yang lebih rendah daripada pemberian dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech.

Tak ada masalah serius dalam pencampuran vaksin Covid-19

Studi Universitas Oxford yang diterbitkan dalam jurnal media Lancet mengungkapkan bahwa tak ada masalah yang serius. Banyak negara telah menerapkan campuran dan kecocokan vaksin dalam proses vaksinasi Covid-19 jauh sebelum data yang kuat tersedia. Sebab, banyak negara dihadapkan dengan lonjakan kasus COvid-19, minimnya persedian vaksin, dan imunisasi yang lambat karena beberapa masalah keamanan.

Vaksin yang ada saat ini menggunakan teknologi dari platform yang berbeda, seperti Pfizer dan mRNA Moderna, vektor virus AstraZeneca dan suntikan berbasis protein Novavax, dan dalam jadwal yang sama adalah hal baru. 

Studi ini dirancang sebagai apa yang disebut studi non-inferioritas. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa pencampuran secara substansial tidak lebih buruk daripada jadwal standar. Studi juga membandingkan respons sistem kekebalan dengan respons standar emas yang dilaporkan dalam uji klinis setiap vaksin sebelumnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya