Alasan Efisiensi Bisnis, Shopee Indonesia PHK Karyawan

Shopee mesti adaptasi dengan kondisi ekonomi saat ini.

Alasan Efisiensi Bisnis, Shopee Indonesia PHK Karyawan
Shopee. Shutterstock/Sergei Elagin
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Shopee Indonesia mengambil langkah efisiensi dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya. Perusahaan e-commerce bagian dari grup Sea Limited ini menyebut tengah beradaptasi di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, menyatakan keputusan perusahaan melepas sejumlah karyawannya merupakan langkah terakhir yang mesti ditempuh. Menurutnya, perseroan telah melakukan penyesuaian sejumlah kebijakan bisnis.

“Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal, dalam keterangannya, Senin (19/9).

Shopee Indonesia tidak menyebutkan berapa karyawan yang terdampak. Namun, Bloomberg mengabarkan PHK ditujukan bagi 3 persen dari total karyawan Shopee Indonesia.

Data per kuartal I-2022, jumlah karyawan e-commerce tersebut mencapai 6.232. Itu berarti efisiensi akan berdampak terhadap sekitar 180 orang.

Menurut Radynal, karyawan yang terkena PHK akan mendapat pesangon sesuai ketentuan perundang-undangan serta tambahan 1 bulan gaji, dan masih bisa memanfaatkan fasilitas asuransi kesehatan hingga akhir tahun.

“Shopee Indonesia juga memastikan langkah ini tidak akan mempengaruhi operasi bisnis dan layanan kepada seluruh penjual, pembeli, dan mitra di Indonesia,” ujarnya.

Demi keberlanjutan bisnis

Ilustrasi Cara Mengaktifkan Shopee Paylater. (Shutterstock/farzand01)

Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar lebih efisien, kata Radynal.

Menurutnya, langkah efisiensi ini sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan, yang merupakan dua komponen penting dalam menjalankan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

“Perusahaan akan berfokus ke pertumbuhan bisnis yang mandiri serta berkelanjutan, dan kami ingin memperkuat dan memastikan operasional perusahaan kami stabil di situasi ekonomi saat ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Sea Limited mengaku akan memperketat kebijakan keuangan perseroan. Perusahaan yang berbasis di Singapura ini menyatakan takkan menggaji jajaran direksi.

Sea Limited, misalnya, bakal membatasi perjalanan bisnis dengan hanya menggunakan penerbangan kelas ekonomi. Biaya makan selama perjalanan pun dibatasi hanya US$30 per hari. Lalu, tarif menginap di hotel turut disesuaikan menjadi hanya US$150 per malam. Itu belum termasuk pemotongan penggantian tagihan makan dan hiburan.

"Satu-satunya cara bagi kita untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada modal eksternal adalah menjadi mandiri, yakni dengan menghasilkan cukup uang untuk semua kebutuhan dan proyek kita sendiri," kata CEO Sea Limited, Forrest Li, dalam memo internal kepada karyawan, seperti dilansir dari The Strait Times.

Perusahaan tersebut pekan lalu dikabarkan akan menutup operasional Shopee di Argentina. Tidak hanya itu, Sea Limited menyetop pula operasional Shopee di Chili, Kolombia, dan Meksiko. Langkah itu menyusul penutupan Shopee di sejumlah negara, seperti Prancis, Spanyol, dan India.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI