Apa Itu Dogecoin? Kripto yang Dijuluki Sebagai “Memecoin”

Dogecoin dapat dianggap sebagai versi mini Bitcoin.

Apa Itu Dogecoin? Kripto yang Dijuluki Sebagai “Memecoin”
Dogecoin. Shutterstock/Vitalii Stock
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dogecoin merupakan memecoin pertama dalam dunia kripto. Meski koin tersebut sempat dianggap sebagai lelucon oleh para pelaku pasar aset kripto, Dogecoin tetap menawarkan sejumlah keunggulan.

Dogecoin mendapat julukan memecoin karena dibuat hanya dengan tujuan parodi. Aset digital itu memiliki logo anjing Shiba Inu “doge” yang sempat populer di jagat dunia maya. Diluncurkan sembilan tahun lalu, Dogecoin menjadi bahan candaan bagi komunitas aset kripto yang saat itu terbatas, menurut laman Pintu.

Dogecoin merupakan aset kripto percabangan atau Fork dari Litecoin, dan lahir ketika banyak pengembang baru mulai menjajaki berbagai kemungkinan inovasi Bitcoin.

Aset kripto ini didesain untuk tidak memiliki batas jumlah suplai koin. Karena itu, nilainya cenderung konsisten pada kisaran US$1.

Menurut laman Bitocto, Dogecoin adalah aset kripto yang berbasis sistem sumber terbuka dengan jaringan antarpengguna (peer-to-peer).

Sejarah dan cara kerja Dogecoin

Shutterstock/Wit Olszewski

Pengembang Bitcoin adalah seorang programmer dari IBM AS, Billy Markus. Dia dibantu Jackson Palmer, seorang manajer produk Adobe dari Australia. Mereka meluncurkan Dogecoin pada 2013 sebagai lelucon berdasarkan meme Doge, demikian situs web Pintu.

Dogecoin memasarkan diri sebagai Bitcoin versi menyenangkan dengan meme Shibu Inu. Orang-orang dalam komunitas kripto tertarik dengan penampilan dan gaya pemasarannya. Mereka lalu menggunakan Doge dalam transaksi sehari-hari, seperti uang tip dalam forum Reddit.

Pada aspek utilitas, Dogecoin dibekali dengan teknologi scrypt, modifikasi dari Litecoin yang mengggunakan mekanisme konsensus proof-of-work (Pow). Pasokannya yang tidak terbatas membuat aset kripto ini dianggap sebagai Bitcoin dengan versi lebih cepat, murah, dan ramah konsumen.

Cara kerja Dogecoin pada dasarnya sama dengan aset kripto lainnya seperti Ethereum dan Bitcoin. Aset kripto dengan code DOGE itu berjalan seiring dengan teknologi blockchain. Seperti halnya aset kripto lain, jaringan ini menggunakan kriptografi yang menjaga semua transaksi tetap aman, demikian laman Bitocto.

Kelebihan dan kekurangan Dogecoin

Elon Musk mengumumkan dimulainya penjualan merchandise Tesla yang dapat dibeli dengan Dogecoin. Merchandise Tesla dapat dibeli dengan Dogecoin. Shutterstock/KLYONA

Dogecoin menjadi aset kripto yang populer karena sejumlah keunggulannya. Dikutip dari laman Pintu, koin digital itu didukung banyak komunitas. Pasalnya, Dogecoin dianggap sebagai aset kripto yang memiliki karakter tidak terlalu serius, santai, dan jauh dari aset kripto lain yang penuh perdebatan.

Aset kripto itu berhasil menonjol karena sering dipromosikan oleh Elon Musk. CEO Tesla itu disebut sebagai penggemar berat aset kripto, dan kerap mempengaruhi harga aset kripto di pasar, termasuk Dogecoin. Pada 2019, ia sempat menuliskan cuitan, “Dogecoin mungkin adalah aset kripto saya”.

Dogecoin juga terhubung dengan aspek kegiatan filantropis. Misalnya, ada upaya penggalangam dana untuk membantu mengirim Tim Bobsled Jamaika ke Olimpiade 2014. Hasilnya, kegiatan tersebut berhasil mengumpulkan US$50.000 dalam DOGE.

Meski demikian, Dogecoin memiliki sejumlah kelemahan. Ia kerap dianggap tidak memiliki kegunaan fungsional oleh banyak pelaku pasar. Sebab, aset kripto itu dibuat hanya sebagai mata uang untuk pembayaran dan tidak memiliki fungsi lain.

Dogecoin memiliki suplai tidak terbatas, dan dianggap mirip dengan mata uang fiat. Itu membuatnya tidak cocok sebagai investasi jangka panjang. Kelemahan lain juga datang dari harga aset yang terlalu mudah dipengaruhi oleh figur publik seperti Elon Musk.

Related Topics

DogecoinAset Kripto

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar