Aplikasi ChatGPT Baru Saja Meluncur, Penggunanya Sudah Tembus 100 Juta

Pertumbuhan ChatGPT mengalahkan TikTok dan Instagram.

Aplikasi ChatGPT Baru Saja Meluncur, Penggunanya Sudah Tembus 100 Juta
Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – ChatGPT baru saja meluncur di internet pada November tahun lalu, tapi aplikasi chatbot berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) itu tak butuh waktu lama untuk menggaet 100 juta pengguna bulanan aktif. Pertumbuhannya bahkan dianggap mengalahkan platform media sosial lain.  

Sebuah laporan dari UBS—yang mengutip data dari Similarweb—menyebutkan ChatGPT berhasil mencapai jumlah pengguna aktif sebesar itu pada Januari, hanya dua bulan setelah dirilis. Dengan begitu, ChatGPT menjadi aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah.

Saat ini, rata-rata sekitar 13 juta pengunjung unik telah menggunakan ChatGPT pada Januari, dan dianggap lebih dari dua kali lipat dari jumlah pengunjung pada Desember.

“Dalam 20 tahun setelah ruang internet, kami tidak mengingat peningkatan yang lebih cepat pada aplikasi internet konsumen,” begitu analisis UBS dalam laporan dimaksud, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (2/2).

Sebagai perbandingan, Tiktok butuh waktu sekitar sembilan bulan setelah diluncurkan untuk mencapai 100 juta pengguna. Sedangkan, Instagram 2,5 tahun.

ChatGPT adalah aplikasi perangkat lunak berbasis AI yang sanggup meniru percakapan manusia berdasarkan permintaan pengguna. Platform yang dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan teknologi dari Amerika Serikat, itu mampu memahami bahasa alami manusia, serta menghasilkan teks tulisan yang mirip dengan buatan manusia, seperti tugas sekolah siswa hingga kode pemrograman.

Layanan berbayar

Ilustrasi perusahaan OpenAI. Shutterstock/Rafapress

Namun, analisis UBS menggarisbawahi soal kemampuan ChatGPT untuk mempertahankan antusiasme pengguna dalam beberapa bulan ke depan.

“Pertanyaan selanjutnya jelas adalah daya tahannya. Mungkin ada faktor orang yang datang hanya untuk melihat," ujar Analis UBS, Llyod Walmsey, seperti dilansir dari engadget.

OpenAI baru-baru ini mengumumkan akan meluncurkan layanan berlangganan per bulan dengan harga US$20. Perusahaan menyatakan paket berbayar itu akan menyediakan pengguna layanan, seperti waktu respons yang lebih cepat, serta akses prioritas terhadap fitur-fitur baru.

Perusahaan mengatakan pendapatan bulanan akan membantu menutup biaya komputasi, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Masih rugi

Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Shutterstock/Elnur

Menurut dokumen keuangan, lansir Fortune.com (25/1), OpenAI hingga kini masih sangat merugi.

Perusahaan tersebut tahun lalu diproyeksikan hanya menghasilkan pendapatan kurang dari US$30 juta. Padahal, mereka harus menanggung biaya US$416,45 juta untuk komputasi dan data, US$89,31 juta untuk staf, dan US$37,75 juta untuk biaya operasional lain.

Secara keseluruhan, kerugian bersih perusahaan pada 2022, tidak termasuk opsi saham karyawan, diproyeksikan mencapai US$544,5 juta.

CEO Open AI, Sam Altman, menyatakan perusahaannya akan terbebani dengan biaya per interaksi dari pengguna ChatGPT.

Namun, OpenAI baru-baru ini beroleh pendanaan US$10 miliar dari Microsoft, yang mulai bekerja sama dengan OpenAI pada 2016. Perusahaan pembuat Windows itu pada 2019 menanamkan pula investasi US$1 miliar pada OpenAI.

OpenAI memproyeksikan bahwa dengan ChatGPT yang akan memikat pelanggan, pendapatannya akan meningkat pesat. Perusahaan itu memperkirakan revenue US$200 juta untuk tahun ini, dan US$1 miliar tahun depan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan